Satreskrim Polres Labuhanbatu mengamankan dua orang pencetak sekaligus pengedar uang palsu di Kabupaten Labuhanbatu. Seorang pelaku terpaksa diberikan tindakan tegas terukur karena melawan petugas saat melakukan pengembangan.
Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Parikhesit di Rantauprapat, Sabtu (13/3) menjelaskan, kejadian tindak pidana pemalsuan berawal dari adanya laporan masyarakat tentang seorang pelaku berinisial EP alias Eko warga Kabupaten Padang Lawas Utara yang tertangkap tangan saat membeli barang menggunakan uang palsu di kios warga, di Jalan Iwan Maksum, Kecamatan Rantau Selatan.
Saat melakukan jual-beli di kios pedagang curiga karena merasakan adanya kejanggalan uang pecahan Rp50 ribu yang di terima dari tangan pelaku
Pedagang langsung menanyakan uang tersebut kepada Eko untuk segera di tukar bahwa uang yang di terimanya tidak sesuai dengan uang yang asli. Namun, pelaku bersikeras bahwa uang tersebut adalah asli.
Selanjutnya, pedagang memanggil warga sekitar untuk mengecek bersama-sama apakah uang tersebut palsu dengan membandingkan dengan uang yang asli. Setelah di teliti ternyata uang tersebut tidak seperti uang asli pada umumnya.
Warga kemudian melaporkan kejadian tindak pidana pemalsuan tersebut kepada Satreskrim Polres Labuhanbatu, Jumat 12 Maret 2021 sekira Pukul 10.30 WIB.
Baca juga: Satreskrim Polres Labuhanbatu ungkap korupsi dana desa
Personel kemudian mengamankan Eko dan menyita barang bukti uang palsu pecahan Rp50 ribu sebanyak 17 lembar dan mengamankan seorang pelaku lainnya berinisial UHW alias Ucok warga Kabupaten Labuhanbatu Selatan, beserta 3 lembar barang bukti uang palsu pecahan Rp50 ribu.
"Dari hasil pemeriksaan, para pelaku mengakui bahwa uang palsu tersebut dicetaknya langsung menggunakan printer," kata Parikhesit.
Parikhesit menjelaskan, dalam pengembangan kasus tindak pidana penangkapan tersebut, pelaku Ucok melakukan perlawanan dan sempat menciderai personel, sehingga terpaksa melakukan tindakan terukur di bagian kaki kanan. Para pelaku kemudian di bawa ke Mapolres Labuhanbatu untuk di periksa secara intensif.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Pematangsiantar, Edhi Rahmanto Hidayat ketika dihubungi ANTARA dari Rantauprapat mengimbau kepada masyarakat agar selalu mewaspadai rupiah dalam setiap bertransaksi.
Prinsip rumus sederhana mengenali keaslian rupiah, yakni dengan 3D di lihat, di raba dan di terawang. Menurutnya, dengan penerapan 3D tersebut risiko kerugian dalam setiap transaksi jual-beli secara langsung dapat di hindari.
Pihaknya juga menyarankan agar masyarakat mulai meningkatkan pemanfaatan transaksi non-tunai.
"BI menghimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam setiap transaksi. Prinsip mengenal keaslian rupiah dengan 3D (di lihat, di raba dan di terawang) perlu diterapkan. Selain itu, masyarakat juga bisa mulai meningkatkan pemanfaatan transaksi non tunai," jelas Edhi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Parikhesit di Rantauprapat, Sabtu (13/3) menjelaskan, kejadian tindak pidana pemalsuan berawal dari adanya laporan masyarakat tentang seorang pelaku berinisial EP alias Eko warga Kabupaten Padang Lawas Utara yang tertangkap tangan saat membeli barang menggunakan uang palsu di kios warga, di Jalan Iwan Maksum, Kecamatan Rantau Selatan.
Saat melakukan jual-beli di kios pedagang curiga karena merasakan adanya kejanggalan uang pecahan Rp50 ribu yang di terima dari tangan pelaku
Pedagang langsung menanyakan uang tersebut kepada Eko untuk segera di tukar bahwa uang yang di terimanya tidak sesuai dengan uang yang asli. Namun, pelaku bersikeras bahwa uang tersebut adalah asli.
Selanjutnya, pedagang memanggil warga sekitar untuk mengecek bersama-sama apakah uang tersebut palsu dengan membandingkan dengan uang yang asli. Setelah di teliti ternyata uang tersebut tidak seperti uang asli pada umumnya.
Warga kemudian melaporkan kejadian tindak pidana pemalsuan tersebut kepada Satreskrim Polres Labuhanbatu, Jumat 12 Maret 2021 sekira Pukul 10.30 WIB.
Baca juga: Satreskrim Polres Labuhanbatu ungkap korupsi dana desa
Personel kemudian mengamankan Eko dan menyita barang bukti uang palsu pecahan Rp50 ribu sebanyak 17 lembar dan mengamankan seorang pelaku lainnya berinisial UHW alias Ucok warga Kabupaten Labuhanbatu Selatan, beserta 3 lembar barang bukti uang palsu pecahan Rp50 ribu.
"Dari hasil pemeriksaan, para pelaku mengakui bahwa uang palsu tersebut dicetaknya langsung menggunakan printer," kata Parikhesit.
Parikhesit menjelaskan, dalam pengembangan kasus tindak pidana penangkapan tersebut, pelaku Ucok melakukan perlawanan dan sempat menciderai personel, sehingga terpaksa melakukan tindakan terukur di bagian kaki kanan. Para pelaku kemudian di bawa ke Mapolres Labuhanbatu untuk di periksa secara intensif.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Pematangsiantar, Edhi Rahmanto Hidayat ketika dihubungi ANTARA dari Rantauprapat mengimbau kepada masyarakat agar selalu mewaspadai rupiah dalam setiap bertransaksi.
Prinsip rumus sederhana mengenali keaslian rupiah, yakni dengan 3D di lihat, di raba dan di terawang. Menurutnya, dengan penerapan 3D tersebut risiko kerugian dalam setiap transaksi jual-beli secara langsung dapat di hindari.
Pihaknya juga menyarankan agar masyarakat mulai meningkatkan pemanfaatan transaksi non-tunai.
"BI menghimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam setiap transaksi. Prinsip mengenal keaslian rupiah dengan 3D (di lihat, di raba dan di terawang) perlu diterapkan. Selain itu, masyarakat juga bisa mulai meningkatkan pemanfaatan transaksi non tunai," jelas Edhi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021