PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk membidik target pembiayaan Rp272 triliun dan pendanaan mencapai Rp336 triliun pada 2025.
“Kami harus hadir dengan layanan inovatif,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam webinar perbankan syariah di Jakarta, Rabu.
Ia optimistis BSI yang lahir dari merger tiga anak usaha bank BUMN itu mampu merealisasikan target tersebut karena bank syariah memiliki peluang untuk tumbuh dan berdaya tahan.
Buktinya, lanjut dia, bank syariah yang diresmikan pada 1 Februari 2021 itu mampu tumbuh pada masa pandemi COVID-19 yakni dari sisi aset mencapai 13,36 persen secara tahunan yang per November 2020 mencapai Rp591 triliun.
Baca juga: Presiden resmikan Bank Syariah Indonesia, IHSG melesat
Kemudian pembiayaan atau kredit yang disalurkan juga tumbuh 9,16 persen mencapai Rp392 triliun per November 2020 dan dana pihak ketiga yang dikumpulkan mencapai Rp474 triliun atau tumbuh 13,52 persen.
Di sisi lain, lanjut dia, perbankan konvensional per November 2020, pertumbuhan aset mencapai 7,18 persen, bahkan realisasi kredit mengalami kontraksi 2,02 persen.
Hery menambahkan per Desember 2020, BSI memiliki kinerja yang solid ditunjukkan aset mencapai Rp239,73 triliun, dana pihak ketiga mencapai Rp209,90 triliun, pembiayaan mencapai Rp156,52 triliun dengan laba bersih mencapai Rp2,19 triliun.
BSI, kata dia, akan melakukan strategi dengan menumbuhkan segmen UMKM dalam ekosistem dan rantai nilai terintegrasi, melayani segmen ritel dengan layanan syariah dan pengembangan segmen wholesale termasuk pengembangan bisnis global.
Pihaknya akan mengejar peningkatan kompetensi sumber daya manusia, literasi dan inklusi keuangan syariah, memperkuat infrastruktur digital dan keamanannya, dan memilih pertumbuhan pada sektor dan segmen yang sehat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021