"Mual" (sumber mata air) berusia ratusan tahun di Lumban Sialaman, Kecamatan Muara Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara dalam waktu dekat akan dipugar oleh Keturunan Raja Sokkal Barita (Sibegulaos) yang ada di Bona pasogit Kabupaten Toba.
"Mual ini merupakan Pauseang (pemberian) pihak Mertua / Hula-hula Raja Siburian kepada menantunya Sibegu laos, pada ratusan tahun lalu", kata Ketua Panitia Pemugaran, St. Pangondian Napitupulu di Balige, Minggu (24/1).
Mual Pauseang ini, cukup jauh dari pinggiran desa Simatupang kecamatan Muara, persis di bawah pohon Bintatar (Beringin) kokoh dan diyakini sumber mata airnya tidak pernah habis sejak ratusan tahun lalu hingga sekarang.
Baca juga: Dermaga Feri Balige diusulkan dinamai Pelabuhan Muliaraja
Debit airnya mampu memenuhi kebutuhan ribuan warga desa Simatupang sekitarnya serta mensuplai kebutuhan air untuk puluhan hektar persawahan penduduk.
St Pangondian bertutur, Mual ini memiliki nilai sejarah bagi Pomparan marga Napitupulu, karena merupakan pemberian hula-hula Raja Siburian, manakala putrinya dipersunting Raja Sokkal barita, berawal dari suguhan makanan unik dan tidak lazim dikonsumsi manusia yang diberikan Sokkal Barita kepada Raja Siburian.
Ketika Sokkal Barita menunjukkan tudu-tudu sipangonon (pertanda daging berasal dari mana), seraya bercampur geram dan amarah Raja Siburian harus rela menyerahkan putrinya jadi istri Sokkal Barita sembari mengumpat dalam bahasa Batak "begu solaos" (setan alas, pergi lah).
Sejak itu pula Sokkal Barita memiliki sebutan menyeramkan "Sibegu Laos". Raja ini memiliki tiga anak laki-laki yakni Raja Sipakko di Parparean-Porsea, Raja Sieang (Parsambilan, Silaen) dan Raja Muliaraja umumnya berdiam di kota Balige.
Untuk rencana pemugaran Mual Pauseang tersebut, Pangondian Napitupulu menjelaskan secara resmi perwakilan Pomparan Raja Sokkal Barita dari ketiga marga yang tinggal di bona pasogit (Sipakko, Sieang dan Muliaraja), telah meminta doa restu dari hula-hula Siburian pada Sabtu (23/1).
"Sebagai Ketua Panitia Pemugaran terpilih bersama Sekretaris H. Imran dan Bendahara Effendy Napitupulu dibantu sejumlah pengurus yang disepakati, kami akan kerja sama dengan pelaksana dan bidang lainnya untuk mewujudkan rencana pemugaran ini dalam waktu dekat" sebutnya.
Sebelumnya, Panitia Pemugaran Mual Pauseang telah mengutus Hulman Napitupulu, Rudy, Martua, Togi dan Wilson Napitupulu sebagai perwakilan guna melakukan survey untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Keturunan Raja Siburian di Lumban Sialaman-Muara, menyambut baik rencana pemugaran Mual tersebut dan mereka menyampaikan apresiasi kepada "pamoruon" (pihak menantu) atas perbaikan sumber mata air yang akan dilaksanakan.
Seorang warga desa Simatupang Muara, Moken Siburian (62 thn) menyebutkan, pada tahun 1979 lalu, pihak keturunan Pomparan Sibegu Laos juga sudah pernah melakukan perbaikan Mual tersebut.
"Kami menyambut baik rencana Pamoruon Pomparan Sibegu Laos untuk renovasi Mual Pauseang Ompung mereka, yang bernama Mual Ompu Mora Debata Datu Panggala ini", kata Moken Siburian.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Mual ini merupakan Pauseang (pemberian) pihak Mertua / Hula-hula Raja Siburian kepada menantunya Sibegu laos, pada ratusan tahun lalu", kata Ketua Panitia Pemugaran, St. Pangondian Napitupulu di Balige, Minggu (24/1).
Mual Pauseang ini, cukup jauh dari pinggiran desa Simatupang kecamatan Muara, persis di bawah pohon Bintatar (Beringin) kokoh dan diyakini sumber mata airnya tidak pernah habis sejak ratusan tahun lalu hingga sekarang.
Baca juga: Dermaga Feri Balige diusulkan dinamai Pelabuhan Muliaraja
Debit airnya mampu memenuhi kebutuhan ribuan warga desa Simatupang sekitarnya serta mensuplai kebutuhan air untuk puluhan hektar persawahan penduduk.
St Pangondian bertutur, Mual ini memiliki nilai sejarah bagi Pomparan marga Napitupulu, karena merupakan pemberian hula-hula Raja Siburian, manakala putrinya dipersunting Raja Sokkal barita, berawal dari suguhan makanan unik dan tidak lazim dikonsumsi manusia yang diberikan Sokkal Barita kepada Raja Siburian.
Ketika Sokkal Barita menunjukkan tudu-tudu sipangonon (pertanda daging berasal dari mana), seraya bercampur geram dan amarah Raja Siburian harus rela menyerahkan putrinya jadi istri Sokkal Barita sembari mengumpat dalam bahasa Batak "begu solaos" (setan alas, pergi lah).
Sejak itu pula Sokkal Barita memiliki sebutan menyeramkan "Sibegu Laos". Raja ini memiliki tiga anak laki-laki yakni Raja Sipakko di Parparean-Porsea, Raja Sieang (Parsambilan, Silaen) dan Raja Muliaraja umumnya berdiam di kota Balige.
Untuk rencana pemugaran Mual Pauseang tersebut, Pangondian Napitupulu menjelaskan secara resmi perwakilan Pomparan Raja Sokkal Barita dari ketiga marga yang tinggal di bona pasogit (Sipakko, Sieang dan Muliaraja), telah meminta doa restu dari hula-hula Siburian pada Sabtu (23/1).
"Sebagai Ketua Panitia Pemugaran terpilih bersama Sekretaris H. Imran dan Bendahara Effendy Napitupulu dibantu sejumlah pengurus yang disepakati, kami akan kerja sama dengan pelaksana dan bidang lainnya untuk mewujudkan rencana pemugaran ini dalam waktu dekat" sebutnya.
Sebelumnya, Panitia Pemugaran Mual Pauseang telah mengutus Hulman Napitupulu, Rudy, Martua, Togi dan Wilson Napitupulu sebagai perwakilan guna melakukan survey untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Keturunan Raja Siburian di Lumban Sialaman-Muara, menyambut baik rencana pemugaran Mual tersebut dan mereka menyampaikan apresiasi kepada "pamoruon" (pihak menantu) atas perbaikan sumber mata air yang akan dilaksanakan.
Seorang warga desa Simatupang Muara, Moken Siburian (62 thn) menyebutkan, pada tahun 1979 lalu, pihak keturunan Pomparan Sibegu Laos juga sudah pernah melakukan perbaikan Mual tersebut.
"Kami menyambut baik rencana Pamoruon Pomparan Sibegu Laos untuk renovasi Mual Pauseang Ompung mereka, yang bernama Mual Ompu Mora Debata Datu Panggala ini", kata Moken Siburian.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021