Dolar AS melonjak terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya dari level terendah hampir tiga bulan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika data menunjukkan bahwa aktivitas bisnis AS berkembang pada tingkat tercepat dalam lebih dari lima tahun pada November, dan indeks mencapai dukungan teknis yang kuat.

Indeks manajer pembelian (PMI) sektor manufaktur dan jasa IHS Markit, keduanya bahkan melampaui perkiraan paling optimistis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan keduanya akan mendatar, menawarkan penyeimbang data yang menunjukkan momentum ekonomi melambat setelah rebound kuat kuartal ketiga dari penurunan bersejarah musim semi lalu.

"Dolar berbalik lebih tinggi di New York pada Senin (23/11), dengan hasil PMI Markit yang lebih baik menjadi pendorong utama," kata Ronald Simpson, direktur pelaksana, analisis mata uang global di Action Economics.

Indeks dolar terakhir menguat 0,18 persen menjadi 92,482, setelah sebelumnya turun ke 92,013, terendah sejak 1 September. Euro melemah 0,10 persen menjadi 1,1844 dolar.

Greenback juga melonjak 0,63 persen terhadap safe haven yen Jepang menjadi 104,475 yen.

Minat terhadap aset berisiko yang lebih kuat menghambat daya tarik mata uang AS pada Senin pagi setelah AstraZeneca mengatakan bahwa vaksin COVID-19-nya bisa sekitar 90 persen efektif dan akan bersiap untuk mengirimkan data ke otoritas di seluruh dunia yang memiliki kerangka kerja untuk persetujuan bersyarat atau lebih awal.

Penembusan yang menyakinkan pada indeks dolar di bawah dukungan di sekitar 92 dapat mengantarkan pelemahan baru, kata analis.

Matthew Maley, kepala strategi pasar di Miller Tabak mengatakan bahwa ia akan menunggu konfirmasi bahwa setiap penembusan signifikan, sebelum mengasumsikan pelemahan lebih lanjut, tetapi menambahkan bahwa jika indeks jatuh di bawah 92 "itu akan menjadi sangat bearish untuk greenback secara teknis.

Banyak analis melihat dolar kemungkinan berkinerja buruk tahun depan ketika pertumbuhan global diperkirakan akan membaik karena vaksin untuk virus corona diluncurkan.

"Itu berarti pelemahan dolar bagi kami karena karakteristik kontrasiklikalnya dolar," kata Vassili Serebriakov, ahli strategi valas di UBS di New York.

Pound Inggris mungkin menjadi salah satu yang berkinerja terbaik terhadap greenback saat diuntungkan dari pertumbuhan internasional yang lebih cepat dan melewati kekhawatiran Brexit yang telah membebani mata uang.

"Kami pikir sterling akan mendapat keuntungan baik dari pemulihan siklikal global ketika cenderung berkinerja baik dalam peningkatan pertumbuhan dan juga akan mendapat manfaat dari gerakan mendekati kesepakatan Brexit, yang menurut kami pasar tidak sepenuhnya memperhitungkan," kata Serebriakov .

Sterling terakhir naik 0,29 persen menjadi 1,3322 dolar. Sterling didorong oleh optimisme atas vaksin COVID-19 dan ketika investor bertaruh Inggris dan Uni Eropa akan mencapai kesepakatan perdagangan Brexit.

Indeks dolar turun sedikit setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Presiden terpilih AS Joe Biden berencana untuk mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen untuk menjadi Menteri Keuangan berikutnya.

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020