Bank Indonesia (BI) berkeyakinan besaran inflasi di Sumatera Utara pada 2020 akan lebih rendah dari tahun 2019.

"Keyakinan itu mengacu pada besaran inflasi tahun kalender yang masih mencapai 0,87 persen," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Jumat (13/11). 

Pencapaian itu jauh lebih rendah dari inflasi kumulatif pada periode yang sama tahun 2019 maupun historis rata – rata tiga tahun terakhir.

Inflasi di Sumut pada 2020 diperkirakan sebesar 1,9 - 2,3 persen, sementara pada 2019 mencapai 2,33 persen. 

Baca juga: BPS: Kota-kota IHK di Sumut alami inflasi pada Oktober

Bahkan, inflasi di Sumut berada di batas bawah sasaran inflasi nasional yang 1,3 plus minus satu persen secara "year on year".

Inflasi tertekan akibat menurun/terbatasnya daya beli masyarakat sebagai dampak pandemi COVID-19. 

Rendahnya inflasi kumulatif dipengaruhi oleh kelompok administered prices terutama angkutan udara akibat terbatasnya mobilitas pada masa pandemi COVID-19.

Dia mengakui, deflasi masih tertahan oleh kenaikan harga emas perhiasan seiring dengan naiknya harga emas global.

Ekspektasi inflasi yang lebih rendah antara lain juga didorong cuaca dan iklim yang lebih kondusif dari tahun 2019.

Meski diprediksi lebih rendah, namun ada beberapa risiko yang dapat menimbulkan shock temporer pada inflasi Sumut. 

Beberapa risiko yang bisa menaikkan inflasi antara lain akibat keterlambatan impor luar negeri, kenaikan harga emas, hambatan distribusi domestik, dan penimbunan/belanja berlebihan oleh konsumen menjelang Natal dan tahun baru. 

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020