Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab sedang menjalani isolasi mandiri usai melakukan kontak dengan seseorang yang lantas terbukti positif COVID-19, menurut kantor kementerian pada Kamis (5/11).
"Menteri Luar Negeri hari ini diinformasikan bahwa seseorang yang baru-baru ini melakukan kontak dekat dengannya dinyatakan positif virus corona," kata juru bicara kantor kementerian.
"Sesuai dengan regulasi pemerintah serta aturan Lacak dan Jejak NHS, Menteri Luar Negeri langsung melakukan isolasi mandiri selama waktu diperlukan. Untuk saat ini beliau akan bertugas secara virtual."
Inggris saat ini menerapkan karantina wilayah yang kedua sejak Kamis (5/11) dini hari waktu setempat. Penguncian wilayah ini dilakukan hingga 2 Desember mendatang.
Baca juga: Infeksi corona di India mencapai 8,4 juta
Keputusan karantina wilayah kedua di negara yang melahirkan Shakespeare itu diambil setelah kasus COVID-19 melonjak. Pakar kesehatan Inggris memperkirakan skenario terburuk bahwa COVID-19 akan menelan korban jiwa hingga 80. 000 bukan mustahil.
Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson termasuk salah satu dari kalangan pejabat negara yang terinfeksi COVID-19 dan sembuh setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Menurut Johnson, jika penguncian tahap kedua tak dilakukan, dikhawatirkan korban meninggal akibat virus corona baru melonjak.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Menteri Luar Negeri hari ini diinformasikan bahwa seseorang yang baru-baru ini melakukan kontak dekat dengannya dinyatakan positif virus corona," kata juru bicara kantor kementerian.
"Sesuai dengan regulasi pemerintah serta aturan Lacak dan Jejak NHS, Menteri Luar Negeri langsung melakukan isolasi mandiri selama waktu diperlukan. Untuk saat ini beliau akan bertugas secara virtual."
Inggris saat ini menerapkan karantina wilayah yang kedua sejak Kamis (5/11) dini hari waktu setempat. Penguncian wilayah ini dilakukan hingga 2 Desember mendatang.
Baca juga: Infeksi corona di India mencapai 8,4 juta
Keputusan karantina wilayah kedua di negara yang melahirkan Shakespeare itu diambil setelah kasus COVID-19 melonjak. Pakar kesehatan Inggris memperkirakan skenario terburuk bahwa COVID-19 akan menelan korban jiwa hingga 80. 000 bukan mustahil.
Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson termasuk salah satu dari kalangan pejabat negara yang terinfeksi COVID-19 dan sembuh setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Menurut Johnson, jika penguncian tahap kedua tak dilakukan, dikhawatirkan korban meninggal akibat virus corona baru melonjak.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020