Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) Sumatera Utara drg. Siti Salmiah, SP.KGA mengatakan, menyikat gigi secara benar sangat penting untuk tetap menjaga gigi yang sehat dan menghindari dari berbagai penyakit lainnya.
"Karena memang ada sejumlah penyakit tertentu yang justru bisa timbul karena gigi yang tak sehat sehingga menjadi sumber infeksi," katanya di Medan, Sabtu (24/10).
Ia mengatakan walaupun proporsi perilaku menyikat gigi untuk masyarakat sangat tinggi, tetapi sangat disayangkan bahwa masyarakat yang melakukan sikat gigi dengan waktu yang benar hanya 1,57 persen untuk Sumatera Utara.
Baca juga: Saran dokter untuk pencinta "high heels"
"Hasil ini menunjukkan bahwa informasi mengenai usaha untuk mencegah terjadinya gigi berlubang masih belum diterima masyarakat dengan baik. Masyarakat belum mendapat informasi tentang cara sikat gigi yang benar, baik dari segi frekuensi, waktu, durasi dan teknik menyikat gigi yang benar," katanya.
Selain itu, tambahnya, informasi tentang diet yang dapat merugikan atau menguntungkan kesehatan gigi, serta perilaku seperti sejak kapan anak mulai dilakukan sikat gigi dan perilaku konsisten menyikat gigi itu sendiri juga masih belum banyak diterima masyarakat.
Sementara dari segi masyarakat juga masih cenderung abai terhadap kesehatan gigi sendiri karena sebagian masyarakat masih meyakini bahwa sakit gigi bukan sakit membahayakan dan dapat menyebabkan kematian sehingga dirasa tidak terlalu perlu untuk melakukan perawatan gigi.
Baca juga: Dokter sarankan ada dua wadah khusus masker di tas
Padahal gigi merupakan awal pintu masuk makanan, yang apabila tidak terpelihara dengan baik dapat menyebabkan gangguan sistemik nantinya. Gigi juga dapat menjadi sumber infeksi untuk penyakit tertentu seperti penyakit jantung dan gagal ginjal, serta demam berkepanjangan.
"Untuk itu demi tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut masyarakat, sudah selayaknya pihak terkait lebih proaktif dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan perawatan kesehatan gigi kepada masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Karena memang ada sejumlah penyakit tertentu yang justru bisa timbul karena gigi yang tak sehat sehingga menjadi sumber infeksi," katanya di Medan, Sabtu (24/10).
Ia mengatakan walaupun proporsi perilaku menyikat gigi untuk masyarakat sangat tinggi, tetapi sangat disayangkan bahwa masyarakat yang melakukan sikat gigi dengan waktu yang benar hanya 1,57 persen untuk Sumatera Utara.
Baca juga: Saran dokter untuk pencinta "high heels"
"Hasil ini menunjukkan bahwa informasi mengenai usaha untuk mencegah terjadinya gigi berlubang masih belum diterima masyarakat dengan baik. Masyarakat belum mendapat informasi tentang cara sikat gigi yang benar, baik dari segi frekuensi, waktu, durasi dan teknik menyikat gigi yang benar," katanya.
Selain itu, tambahnya, informasi tentang diet yang dapat merugikan atau menguntungkan kesehatan gigi, serta perilaku seperti sejak kapan anak mulai dilakukan sikat gigi dan perilaku konsisten menyikat gigi itu sendiri juga masih belum banyak diterima masyarakat.
Sementara dari segi masyarakat juga masih cenderung abai terhadap kesehatan gigi sendiri karena sebagian masyarakat masih meyakini bahwa sakit gigi bukan sakit membahayakan dan dapat menyebabkan kematian sehingga dirasa tidak terlalu perlu untuk melakukan perawatan gigi.
Baca juga: Dokter sarankan ada dua wadah khusus masker di tas
Padahal gigi merupakan awal pintu masuk makanan, yang apabila tidak terpelihara dengan baik dapat menyebabkan gangguan sistemik nantinya. Gigi juga dapat menjadi sumber infeksi untuk penyakit tertentu seperti penyakit jantung dan gagal ginjal, serta demam berkepanjangan.
"Untuk itu demi tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut masyarakat, sudah selayaknya pihak terkait lebih proaktif dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan perawatan kesehatan gigi kepada masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020