Karena mengunggah foto pacarnya tanpa busana di akun Facebook, seorang pria di Kota Sibolga, Sumatera Utara, berinisial HL (43) dipolisikan pacarnya.

Pria yang tinggal di Jalan Sisingamangaraja, Gg Kenanga, Kelurahan Aek Parombunan, Kota Sibolga itu mengaku cemburu karena kemesraan pacarnya itu dengan suaminya, sehingga nekat mengunggah foto syur itu.

Menurut Kapolres Sibolga, AKBP Triyadi melalui Kasubbag Humas, Iptu R Sormin mengatakan, HL ditangkap atas laporan seorang ibu rumah tangga berinisial LS (47) yang merasa keberatan dan malu, setelah foto syur dirinya beredar di media sosial.

“LS mengaku mengetahui fotonya tanpa busana itu beredar di media sosial setelah diberitahu temannya. Sebagai perempuan, dia malu dan merasa dilecehkan. Terlebih, LS juga ternyata masih bersuami,” ungkap Sormin kepada wartawan, Kamis (22/10).

Atas laporan tersebut, polisi kemudian melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap HL di depan warung di Jalan Sisingamangaraja, Gg Kenanga, Kelurahan Aek Parombunan, Sibolga.

Baca juga: Kapolres Sibolga bersama Dandim 0211/TT sosialisasikan protokol kesehatan kepada paslon wali kota

Tersangka HL mengakui bahwa foto tersebut adalah foto mereka selesai melakukan hubungan badan sekitar bulan Agustus 2020 di salah satu penginapan di Jalan Horas Sibolga. Tersangka juga mengaku sudah 2 tahun pacaran dan melakukan hubungan badan layaknya suami istri selama 1,5 tahun.

Dijelaskan Sormin, HL pernah bertemu dengan seseorang yang mengaku sebagai suami pacarnya (LS). Karena tidak ingin ada orang lain mengganggu pacarnya, ia pun nekat memposting foto syur itu di medsos.

Baca juga: Kantor Wali Kota Sibolga terapkan wajib pakai masker, baru dapat pelayanan

“Tersangka HL juga mengakui memosting foto itu melalui akun Facebook LS, kemudian menghapusnya, lalu kembali memosting dan menghapusnya lagi. Dan ponsel yang digunakan untuk mengupload foto tersebut telah hilang ketika berjualan ikan di Jalan Balam, Sibolga,” ungkap Sormin.

Saat ini tersangka HL ditahan di RTP Polres Sibolga. Dia diduga telah melakukan tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

“Hal itu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 Ayat (1) dan atau Pasal 45 Ayat (3) UU 19/2016 tentang perubahan atas UU 11/2009, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dengan ancaman hukuman paling lama 6 tahun dan atau denda paling banyak Rp1 miliar,” sebut Sormin.

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020