Nilai tukar dolar AS mencapai tingkat terendah tujuh minggu terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).
Penurunan kurs dolar, setelah Presiden AS Donald Trump dan Ketua DPR Nancy Pelosi meningkatkan harapan untuk paket stimulus fiskal yang besar, mendorong pelaku pasar untuk meningkatkan spekulasi pada mata uang berisiko.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,49 persen menjadi 92,6082, terendah sejak 2 September.
"Kami telah memasuki pasar lesu sekuler untuk dolar," kata Axel Merk, presiden dan manajer portofolio di Merk Hard Currency Fund di Palo Alto, California, seperti dikutip oleh Reuters.
Pelemahan greenback terjadi ketika Gedung Putih dan Demokrat di Kongres AS semakin mendekati kesepakatan tentang paket bantuan terkait virus corona pada Selasa (20/10/2020) ketika Trump mengatakan dia bersedia menerima RUU bantuan besar meskipun ada penentangan di dalam Partai Republiknya sendiri.
"Dolar AS melemah secara luas sebagai reaksi terhadap berita tersebut," saat Ketua DPR AS Nancy Pelosi memberi harapan pasar pada kemungkinan kesepakatan masih minggu ini dan dengan demikian menjelang pemilihan presiden AS, menyusul pembicaraan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, " kataThu Lan Nguyen, analis di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan Rabu.
"Fakta bahwa ini adalah pelemahan umum dolar AS daripada pengambilan risiko (risk-on) diilustrasikan oleh depresiasi dolar AS secara signifikan bahkan terhadap yen," tambah Nguyen.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1860 dolar AS dari 1,1827 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3157 dolar AS dari 1,2942 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7126 dolar AS dari 0,7064 dolar AS.
Dolar AS dibeli pada 104,53 yen Jepang, lebih rendah dari 105,44 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9046 franc Swiss dari 0,9064 franc Swiss, dan menguat menjadi 1,3130 dolar Kanada dari 1,3118 dolar Kanada.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Penurunan kurs dolar, setelah Presiden AS Donald Trump dan Ketua DPR Nancy Pelosi meningkatkan harapan untuk paket stimulus fiskal yang besar, mendorong pelaku pasar untuk meningkatkan spekulasi pada mata uang berisiko.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,49 persen menjadi 92,6082, terendah sejak 2 September.
"Kami telah memasuki pasar lesu sekuler untuk dolar," kata Axel Merk, presiden dan manajer portofolio di Merk Hard Currency Fund di Palo Alto, California, seperti dikutip oleh Reuters.
Pelemahan greenback terjadi ketika Gedung Putih dan Demokrat di Kongres AS semakin mendekati kesepakatan tentang paket bantuan terkait virus corona pada Selasa (20/10/2020) ketika Trump mengatakan dia bersedia menerima RUU bantuan besar meskipun ada penentangan di dalam Partai Republiknya sendiri.
"Dolar AS melemah secara luas sebagai reaksi terhadap berita tersebut," saat Ketua DPR AS Nancy Pelosi memberi harapan pasar pada kemungkinan kesepakatan masih minggu ini dan dengan demikian menjelang pemilihan presiden AS, menyusul pembicaraan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, " kataThu Lan Nguyen, analis di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan Rabu.
"Fakta bahwa ini adalah pelemahan umum dolar AS daripada pengambilan risiko (risk-on) diilustrasikan oleh depresiasi dolar AS secara signifikan bahkan terhadap yen," tambah Nguyen.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1860 dolar AS dari 1,1827 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3157 dolar AS dari 1,2942 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7126 dolar AS dari 0,7064 dolar AS.
Dolar AS dibeli pada 104,53 yen Jepang, lebih rendah dari 105,44 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9046 franc Swiss dari 0,9064 franc Swiss, dan menguat menjadi 1,3130 dolar Kanada dari 1,3118 dolar Kanada.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020