Emas berjangka naik tipis pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), ketika ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS dan spekulasi bahwa stimulus baru akan mendorong inflasi mengimbangi tekanan pada emas dari dolar yang lebih tinggi dan meningkatnya selera terhadap aset-aset berisiko.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, menguat 4,3 dolar AS atau 0,23 persen menjadi ditutup pada 1.895,10 dolar AS per ounce, menghentikan kerugian selama dua hari berturut-turut.

Emas berjangka terpangkas 18 dolar AS atau 0,94 persen menjadi 1.890,80 dolar AS pada Rabu (7/10/2020), setelah jatuh 11,3 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.908,80 dolar AS pada Selasa (6/10/2020), dan terangkat 12,5 dolar AS atau 0,66 persen menjadi 1.920,10 dolar AS pada Senin (5/10/2020).
 

Sementara itunada "peningkatan selera risiko yang cukup kuat," dengan dolar yang lebih tinggi juga membebani, ekspektasi inflasi menjaga emas tetap didukung, kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

“Kami tidak mengatakan bahwa akan ada masalah inflasi segera, tetapi kekhawatirannya adalah jika kebijakan berlanjut dan diulangi setelah pemilihan, maka kami kemungkinan akan melihat dolar yang lebih rendah dan nilai tukar riil yang kemungkinan akan bergerak lebih rendah.”

Emas juga mendapat dukungan setelah sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (8/10/2020) menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal AS turun hanya 9.000 menjadi 840.000 pada pekan yang berakhir 3 Oktober, lebih tinggi dari yang diperkirakan 820.000.

Sementara itu saham-saham dunia menuju ke level tertinggi satu bulan karena harapan untuk lebih banyak stimulus mengimbangi meningkatnya jumlah kasus virus corona dan lockdown di Eropa, yang pada gilirannya membatasi kenaikan harga emas.

Dolar yang lebih tinggi juga menahan emas.

Tapi, emas masih melonjak 24 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh stimulus pemerintah dan bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia untuk menghidupkan kembali ekonomi karena dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan perlindungan yang aman selama ketidakpastian ekonomi dan politik.

“Ini (emas) akan bergerak lebih tinggi, akan menjadi tidak stabil. Itu akan menjadi kenyataan untuk bulan depan menjelang pemilihan, itu akan menjadi benar untuk dua bulan setelah pemilihan," kata Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun dua sen atau 0,08 persen menjadi ditutup pada 23,876 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,8 dolar AS atau 0,32 persen menjadi ditutup pada 864 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020