Pemerintah Irlandia menolak rekomendasi mengejutkan dari kepala lembaga kesehatan mereka untuk menerapkan penguncian dan sebagai gantinya memperketat pembatasan COVID-19 di seluruh negeri selama tiga pekan, menurut Perdana Menteri Micheal Martin pada Senin.

"Jika kita tidak mengubah trend (kasus COVID-19) ini, maka akan muncul dampak yang serius. Tak ada keraguan apa pun tentang ini, jadi kami harus merespons dan tantangannya adalah menjadi seefektif dan seimbang mungkin," kata Martin saat berpidato di TV, seraya mengumumkan pergeseran ke pembatasan Level 3.

"Sangat penting untuk dipahami bahwa kami dalam situasi yang sangat berbeda dari Maret lalu," katanya. "Usaha mulai bangkit dan layanan kesehatan masyarakat vital masih mandek. Pembatasan yang ketat sekarang akan memiliki dampak yang sangat berarti, di mana layanan dan usaha mungkin saja tidak bisa pulih kembali."



COVID-19 pertama kali menjalar di Irlandia pada pekan pertama Maret. Virus itu menulari seorang pria yang diketahui tak pernah melakukan perjalanan ke negara-negara yang sedang dilanda corona.

Otoritas Irlandia segera merawat pria itu di rumah sakit. Sejak itu pembatasan ketat diberlakukan.

Selama masa pandemi, seorang menteri pertanian, Dara Calleary mengundurkan diri karena mendapat kecaman publik setelah dia melanggar aturan karantina dengan menghadiri undangan makan malam oleh rekannya.

Aparat keamanan dikerahkan di jalan-jalan untuk menegakkan aturan karantina di Irlandia. 

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020