Harga emas melonjak pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), kembali menembus level psikologis 1.900 dolar AS di tengah harapan baru stimulus AS yang dapat membantu meringankan penderitaan ekonomi akibat virus corona, sementara dolar yang lebih lemah juga mendorong daya tarik emas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terangkat 20,8 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 1.916,30 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Rabu (30/9/2020), emas berjangka turun 7,7 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.895,50 dolar AS, setelah melonjak 20,9 dolar AS atau 1,11 persen menjadi 1.903,20 dolar AS pada Selasa (29/9/2020), dan menguat 16 dolar AS atau 0,86 persen menjadi 1.882,30 dolar AS pada Senin (28/9/2020).
Dia mengatakan keberhasilan menembus penghalang psikologis level 1.900 dolar AS dapat mendorong pasar secara teknis sedikit lebih tinggi.
Dolar jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, aktivitas manufaktur AS secara tak terduga melambat pada September karena pesanan baru mundur, sementara klaim pengangguran mingguan AS turun lebih rendah tetapi tetap pada tingkat resesi, yang semakin memperkuat daya tarik safe-haven emas.
"Penggerak utama (untuk emas) adalah uang investasi dan reaksi terhadap berita utama ekonomi, berita utama geopolitik dan dolar," kata David Govett, kepala eksekutif Govett Precious Metals dan mantan pedagang.
"Banyak dari hal-hal itu yang diperhitungkan, tetapi akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik, dan karena itu emas akan mendapatkan keuntungan dan kembali ke 2.000 dolar AS," tambahnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 76 sen atau 3,23 persen menjadi ditutup pada 24,254 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 3,2 dolar AS atau 0,35 persen menjadi ditutup pada 906 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terangkat 20,8 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 1.916,30 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Rabu (30/9/2020), emas berjangka turun 7,7 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.895,50 dolar AS, setelah melonjak 20,9 dolar AS atau 1,11 persen menjadi 1.903,20 dolar AS pada Selasa (29/9/2020), dan menguat 16 dolar AS atau 0,86 persen menjadi 1.882,30 dolar AS pada Senin (28/9/2020).
Investor membidik pembicaraan antara Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk mencapai kesepakatan tentang rancangan undang-undang (RUU) bantuan COVID-19 yang telah lama ditunggu-tunggu.
Dia mengatakan keberhasilan menembus penghalang psikologis level 1.900 dolar AS dapat mendorong pasar secara teknis sedikit lebih tinggi.
Dolar jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, aktivitas manufaktur AS secara tak terduga melambat pada September karena pesanan baru mundur, sementara klaim pengangguran mingguan AS turun lebih rendah tetapi tetap pada tingkat resesi, yang semakin memperkuat daya tarik safe-haven emas.
"Penggerak utama (untuk emas) adalah uang investasi dan reaksi terhadap berita utama ekonomi, berita utama geopolitik dan dolar," kata David Govett, kepala eksekutif Govett Precious Metals dan mantan pedagang.
"Banyak dari hal-hal itu yang diperhitungkan, tetapi akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik, dan karena itu emas akan mendapatkan keuntungan dan kembali ke 2.000 dolar AS," tambahnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 76 sen atau 3,23 persen menjadi ditutup pada 24,254 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 3,2 dolar AS atau 0,35 persen menjadi ditutup pada 906 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020