Lembaga pengelola dana kesejahteraan Rusia dan mitranya, Chemrar, akan memasok obat COVID-19 Avifavir ke 17 negara lagi, kata lembaga itu dalam pernyataan pada Kamis (24/9).

Avifavir memperoleh izin dari Kementerian Kesehatan Rusia pada Mei dan didasarkan pada Favipiravir, obat yang dikembangkan di Jepang dan digunakan secara luas di negara itu sebagai dasar pengobatan virus.

Uji klinis di Jepang dan Rusia telah memastikan kemanjuran obat-obatan tersebut, kata Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) melalui pernyataan.

Rusia sedang berusaha keras untuk unggul dalam perlombaan global melawan virus.

Baca juga: Kasus baru positif COVID-19 Indonesia tertinggi lagi, 4.634 orang

Negara itu sudah mengekspor tes COVID-19 dan membuat sejumlah kesepakatan internasional untuk memasok vaksin Sputnik-V buatannya.

Avifavir sudah dikirimkan ke Belarus, Bolivia, Kazakhstan, Kyrgyztan, Turkemenistan, dan Uzbekistan.

Obat tersebut sekarang akan dikirim ke Argentina, Bulgaria, Brazil, Chile, Kolombia, Ekuador, El Salvador, Honduras, Kuwait, Panama, Paraguay, Arab Saudi, Serbia, Slovakia, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Uruguay, kata RDIF.

Baca juga: UGM kembangkan geNose untuk skrining dan diagnosis COVID-19 dua menit

Rusia pekan lalu menyetujui pengobatan dengan Coronavir, buatan perusahaan farmasi R-Pharm, bagi pasien rawat jalan pengidap COVID-19 ringan hingga sedang.

R-Pharm juga mengatakan obat antivirus tersebut dapat diluncurkan ke apotek-apotek di Rusia paling cepat minggu ini.

RDIF mengatakan obat berbasis favipiravir lebih murah tiga sampai empat kali lipat dibandingkan dengan remdesivir, obat COVID-19 lainnya.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Tia Mutiasari

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020