Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyatakan 110 relawan yang telah disuntikkan vaksin pada gelombang pertama pada Jumat (14/8) lalu dipastikan saat ini kondisi seluruhnya dalam keadaan sehat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengatakan para relawan itu terus dipantau perkembangan kondisi kesehatannya oleh pihak Dinkes maupun Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac dari Universitas Padjadjaran.
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 1.807 jadi 112.867 orang
"Sejauh ini semuanya (relawan uji vaksin COVID-19) tidak ada keluhan,” kata Rosye saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Selasa.
Ke-110 relawan itu menjalani uji klinis tersebar di enam tempat, di antaranya di Balai Besar Kesehatan Unpad sebanyak 19 orang, FK Unpad (21 orang), Puskesmas Garuda (19 orang), Puskesmas Ciumbuleuit (18 orang), Puskesmas Dago (15 orang), dan Puskesmas Sukapakir (18 orang).
Dari gelombang pertama ini, hanya ada satu orang relawan yang tidak lolos pada tahap awal pemeriksaan. Relawan tersebut dinyatakan reaktif dari hasil pemeriksaan tes cepat, sehingga tidak layak untuk dilanjutkan pada tahap penyuntikan vaksin.
“Ada satu orang yang tidak lolos pada V0 itu di Puskesmas Garuda. Kalau tidak salah tes cepatnya reaktif,” katanya.
Baca juga: Satgas jelaskan protokol lengkap cegah COVID-19 saat rapat di kantor, hindari penyediaan makanan dan minuman
Selain, masalah rentang usia antara 18-59 tahun dan kondisi tubuh harus dalam keadaan sehat, pemeriksaan juga dilakukan kembali secara ketat, baik melalui tes cepat ataupun tes usap untuk memastikan relawan tersebut tidak terpapar oleh COVID-19.
Jika pada saat pemeriksaan didapati positif COVID-19, Rosye memastikan Puskesmas akan bertanggung jawab penuh menindaklanjutinya sesuai dengan prosedur, mulai dari isolasi mandiri sampai pelacakan kontak erat.
“Syaratnya tidak boleh terpapar. Uji vaksin ini prinsipnya virus yang dimatikan dimasukkan dalam tubuh. Kemudian dilihat bagaimana responnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengatakan para relawan itu terus dipantau perkembangan kondisi kesehatannya oleh pihak Dinkes maupun Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac dari Universitas Padjadjaran.
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 1.807 jadi 112.867 orang
"Sejauh ini semuanya (relawan uji vaksin COVID-19) tidak ada keluhan,” kata Rosye saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Selasa.
Ke-110 relawan itu menjalani uji klinis tersebar di enam tempat, di antaranya di Balai Besar Kesehatan Unpad sebanyak 19 orang, FK Unpad (21 orang), Puskesmas Garuda (19 orang), Puskesmas Ciumbuleuit (18 orang), Puskesmas Dago (15 orang), dan Puskesmas Sukapakir (18 orang).
Dari gelombang pertama ini, hanya ada satu orang relawan yang tidak lolos pada tahap awal pemeriksaan. Relawan tersebut dinyatakan reaktif dari hasil pemeriksaan tes cepat, sehingga tidak layak untuk dilanjutkan pada tahap penyuntikan vaksin.
“Ada satu orang yang tidak lolos pada V0 itu di Puskesmas Garuda. Kalau tidak salah tes cepatnya reaktif,” katanya.
Baca juga: Satgas jelaskan protokol lengkap cegah COVID-19 saat rapat di kantor, hindari penyediaan makanan dan minuman
Selain, masalah rentang usia antara 18-59 tahun dan kondisi tubuh harus dalam keadaan sehat, pemeriksaan juga dilakukan kembali secara ketat, baik melalui tes cepat ataupun tes usap untuk memastikan relawan tersebut tidak terpapar oleh COVID-19.
Jika pada saat pemeriksaan didapati positif COVID-19, Rosye memastikan Puskesmas akan bertanggung jawab penuh menindaklanjutinya sesuai dengan prosedur, mulai dari isolasi mandiri sampai pelacakan kontak erat.
“Syaratnya tidak boleh terpapar. Uji vaksin ini prinsipnya virus yang dimatikan dimasukkan dalam tubuh. Kemudian dilihat bagaimana responnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020