Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar menerapkan pola pelayanan dari rumah ke rumah untuk penanganan kasus stunting pada masa pandemi COVID-19. 

Kadis Kesehatan dr Ronald Saragih melalui Kabid Kesehatan Masyarakat Anna Rosita Saragih, Rabu (12/8), menyebutkan, sampai Juni 2020 ada 61 kasus. 

Saat mengunjungi rumah, petugas mematuhi protokol kesehatan dan keadaan itu cukup merepotkan, karena ada penolakan dari pemilik rumah. 

Baca juga: Petugas kebersihan di Siantar temukan 23 butir peluru tajam di parit

Namun, setelah petugas memberikan penjelasan secara persuasif dan kekeluargaan, warga akhirnya memahami. 

Anna mengatakan, penanganan stunting (kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama), dilaksanakan sejak 1.000 hari pertama kehidupan secara berkelanjutan. 

Baca juga: Hanyut seminggu di Pematangsiantar, jasad Sauki ditemukan di Simalungun

Bahkan, penanganan berupa pencegahan telah dimulai pada masa kehamilan ibu dengan melakukan pemeriksaan kesehatan, dan pemberian tablet tambah darah. 

Pihaknya juga mensosialisasikan, mengimbau dan mengajak kaum ibu supaya menyusui bayinya secara dini dengan pemberian ASI eksklusif,  vitamin A dan obat cacing. 

Pada kasus stunting, selain pemberian makanan tambahan dan pemeriksaan kesehatan, pihaknya berkoordinasi dengan instansi lainnya. 

Kasus stunting katanya, memiliki penyakit penyerta yang kebanyakan sesak napas dan TBC, sehingga penanganannya juga bergantung pada kondisi tertentu, seperti kebersihan lingkungan. 

Pewarta: Waristo

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020