Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Natanail Perangin-angin mengatakan lahan pertanian di daerah itu terutama di Kecamatan Naman Teran mengalami kerusakan cukup parah sebagai dampak letusan Gunung Sinabung.

"Kerusakan untuk tanaman kentang seluas 258 hektare, kubis 141 hektare, kol bunga 111 hektare, dan petai 137 hektare," ujar Natanail dihubungi dari Medan, Selasa (11/8).

Kemudian tanaman cabai besar seluas 192 hektare, tomat 99 hektare, buncis 25 hektare, dan 9 hektare cabai rawit.

Baca juga: 258 hektare tanaman kentang di Karo hancur akibat erupsi Sinabung

"Gagal panen dialami warga maupun petani di Kecamatan Naman Teran karena tanaman mereka kelihatan layu seperti terbakar, dan tidak tumbuh subur lagi," ujarnya.

Natanail menjelaskan hancurnya tanaman pertanian warga tersebut jelas menimbulkan kerugian yang cukup besar.

Bahkan sulit rasanya bagi masyarakat untuk memulihkan perekonomian mereka pada pandemi COVID-19 saat ini.

Baca juga: Erupsi Gunung Sinabung sampai juga di Desa Telagah Kecamatan Sei Bingai Langkat

"Kerusakan lahan pertanian di Naman Teran paling parah, jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya seperti Kecamatan Berastagi, Kecamatan Dolat Rayat dan Kecamatan Merdeka yang terdampak letusan Gunung Sinabung," katanya.

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (10/8) sekira pukul 10.16 WIB kembali meletus menyemburkan abu vulkanik dan material lainnya. 

Ketinggian kolom abu mencapai kurang lebih 5.000 meter di atas puncak atau 7.460 meter dari atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara.

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020