Kapten Watford Troy Deeney menyebut kepastian timnya terdegradasi dari Liga Premier Inggris menjadi hari yang paling menyedihkan, bukan saja untuk dirinya ataupun rekan-rekannya, tetapi untuk semua orang yang terlibat di belakang klub itu, termasuk para suporter.
Watford dipastikan terdegradasi setelah di laga pekan pemungkas menelan kekalahan 2-3 dalam lawatan ke markas Arsenal di Emirates, London, Minggu.
Akibatnya, Watford finis di urutan ke-19 klasemen dengan koleksi 34 poin dan terdegradasi bersama Bournemouth serta Norwich City ke Divisi Championship.
Baca juga: Arsenal paksa Watford terdegradasi
"Tentu saja ini menyakitkan. Saya bisa saja tak memperlihatkannya sekarang, tapi orang-orang di rumah bakal mengalaminya selama dua pekan ke depan, saya ingin meminta maaf untuk itu," kata Deeney dalam komentar purnalaga dilansir laman resmi Watford.
Deeney mengatakan ia dan rekan-rekannya sangat patah hati dengan kenyataan mereka harus terdegradasi, terlebih sosok seperti kiper gaek Heurelho Gomes yang menangis terisak karena tak banyak bisa membantu Watford.
"Tetapi, apa yang kami rasakan tidaklah penting. Yang lebih penting adalah perasaan para suporter, para staf klub, yang mungkin tak terlihat di depan layar," ujarnya.
Baca juga: Ederson raih Sarung Tangan Emas Liga Premier
"Mereka lah yang paling tersakiti sebab kini harus menghadapi pertanyaan soal kepastian pekerjaan mereka, dan kami sebagai pemain harus bertanggung jawab atas itu karena seharusnya bisa mengubah nasib tim ini," kata Deeney menambahkan.
Deeney berharap Watford tak harus menghabiskan waktu berlama-lama di Divisi Championship dan bisa segera kembali ke Liga Premier.
Kendati demikian, penyerang berusia 32 tahun itu mengakui bahwa Watford tak tampil cukup baik sepanjang musim. Terlebih lagi musim ini Watford juga tiga kali melakukan pemecatan manajer yakni Javi Gracia, Quique Sanchez Flores dan Nigel Pearson.
"Kami butuh 12 pertandingan untuk merasakan kemenangan pertama, kami memang tak sebagus itu, tak ada alasan," ujarnya.
"Kami harus bertanggung jawab sebagai klub, komunitas, dari jajaran tertinggi hingga terendah kami tidak bagus. Pemain bisa datang dan pergi, tetapi suporter, orang-orang yang bekerja di belakang layar, selalu ada di sana," pungkas Deeney.
Watford terdegradasi setelah menghabiskan lima musim di Liga Premier.
Ini menjadi waktu terlama Watford berada di kasta tertinggi setelah dua kesempatan promosi sebelumnya selalu berakhir kembali dengan degradasi pada 1999/00 dan 2006/07.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Watford dipastikan terdegradasi setelah di laga pekan pemungkas menelan kekalahan 2-3 dalam lawatan ke markas Arsenal di Emirates, London, Minggu.
Akibatnya, Watford finis di urutan ke-19 klasemen dengan koleksi 34 poin dan terdegradasi bersama Bournemouth serta Norwich City ke Divisi Championship.
Baca juga: Arsenal paksa Watford terdegradasi
"Tentu saja ini menyakitkan. Saya bisa saja tak memperlihatkannya sekarang, tapi orang-orang di rumah bakal mengalaminya selama dua pekan ke depan, saya ingin meminta maaf untuk itu," kata Deeney dalam komentar purnalaga dilansir laman resmi Watford.
Deeney mengatakan ia dan rekan-rekannya sangat patah hati dengan kenyataan mereka harus terdegradasi, terlebih sosok seperti kiper gaek Heurelho Gomes yang menangis terisak karena tak banyak bisa membantu Watford.
"Tetapi, apa yang kami rasakan tidaklah penting. Yang lebih penting adalah perasaan para suporter, para staf klub, yang mungkin tak terlihat di depan layar," ujarnya.
Baca juga: Ederson raih Sarung Tangan Emas Liga Premier
"Mereka lah yang paling tersakiti sebab kini harus menghadapi pertanyaan soal kepastian pekerjaan mereka, dan kami sebagai pemain harus bertanggung jawab atas itu karena seharusnya bisa mengubah nasib tim ini," kata Deeney menambahkan.
Deeney berharap Watford tak harus menghabiskan waktu berlama-lama di Divisi Championship dan bisa segera kembali ke Liga Premier.
Kendati demikian, penyerang berusia 32 tahun itu mengakui bahwa Watford tak tampil cukup baik sepanjang musim. Terlebih lagi musim ini Watford juga tiga kali melakukan pemecatan manajer yakni Javi Gracia, Quique Sanchez Flores dan Nigel Pearson.
"Kami butuh 12 pertandingan untuk merasakan kemenangan pertama, kami memang tak sebagus itu, tak ada alasan," ujarnya.
"Kami harus bertanggung jawab sebagai klub, komunitas, dari jajaran tertinggi hingga terendah kami tidak bagus. Pemain bisa datang dan pergi, tetapi suporter, orang-orang yang bekerja di belakang layar, selalu ada di sana," pungkas Deeney.
Watford terdegradasi setelah menghabiskan lima musim di Liga Premier.
Ini menjadi waktu terlama Watford berada di kasta tertinggi setelah dua kesempatan promosi sebelumnya selalu berakhir kembali dengan degradasi pada 1999/00 dan 2006/07.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020