Para pebalap Formula 1 mendukung sepenuhnya rencana untuk memulai musim balapan yang tertunda karena pandemi virus corona dengan menggelar balapan tanpa penonton, demikian ketua asosiasi pebalap Grand Prix (GPDA) Alex Wurz, Sabtu.
F1 berniat memulai musim kompetisinya tahun ini dengan dua balapan di balik sirkuit tertutup di Red Bull Ring, Austria pada Juli.
Dilanjutkan balapan dengan kondisi serupa di sirkuit Eropa lainnya, dan jika memungkinkan tur dilanjutkan ke Asia, Timur Tengah dan Amerika.
Baca juga: Grand Prix Singapura tanpa penonton dinilai tak layak di tengah pandemi
Wurz mengatakan kepada Sky Sports jika para pebalap sebenarnya lebih memilih balapan di depan riuh penonton namun mereka paham jika kondisi saat ini tak akan memungkinkan.
"Saya kira tak ada satu pun di dunia balap, pebalap atau secara pribadi saya, bukan penggemar 'ghost race' (balapan tanpa penonton)," kata Wurz seperti dikutip Reuters.
"Akan tetapi, semua pebalap yang saya ajak bicara, dan saya sering mengobrol dengan mereka, tak ada yang bilang, 'Tidak, aku tak ingin melakukannya' atau 'aku rasa itu hal yang salah'.
"Semua pebalap setuju," kata mantan pebalap Benetton dan McLaren itu.
Baca juga: Spa dapat lampu hijau untuk gelar Grand Prix Belgia tanpa penonton
F1 tahun ini harus kehilangan tiga Grand Prix dibatalkan; Australia, Prancis dan Monako, dan tujuh lainnya tertunda.
Rencana awal mereka adalah mengirim tujuh tim yang bermarkas di Inggris ke Austria lewat penerbangan sewa dan menghindarkan mereka membuat kontak dengan populasi setempat.
Para staf dan kru juga akan menjalani prosedur ketat kesehatan termasuk tes rutin COVID-19.
"Formula 1 adalah industri global, dan seperti setiap pemerintah di dunia, kami mencoba untuk memulai kembali industri ini, ekonomi ini, karena orang-orang, keluarga, tanggungan bergantung kepadanya. Dan itu sama dengan F1," kata Wurz.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
F1 berniat memulai musim kompetisinya tahun ini dengan dua balapan di balik sirkuit tertutup di Red Bull Ring, Austria pada Juli.
Dilanjutkan balapan dengan kondisi serupa di sirkuit Eropa lainnya, dan jika memungkinkan tur dilanjutkan ke Asia, Timur Tengah dan Amerika.
Baca juga: Grand Prix Singapura tanpa penonton dinilai tak layak di tengah pandemi
Wurz mengatakan kepada Sky Sports jika para pebalap sebenarnya lebih memilih balapan di depan riuh penonton namun mereka paham jika kondisi saat ini tak akan memungkinkan.
"Saya kira tak ada satu pun di dunia balap, pebalap atau secara pribadi saya, bukan penggemar 'ghost race' (balapan tanpa penonton)," kata Wurz seperti dikutip Reuters.
"Akan tetapi, semua pebalap yang saya ajak bicara, dan saya sering mengobrol dengan mereka, tak ada yang bilang, 'Tidak, aku tak ingin melakukannya' atau 'aku rasa itu hal yang salah'.
"Semua pebalap setuju," kata mantan pebalap Benetton dan McLaren itu.
Baca juga: Spa dapat lampu hijau untuk gelar Grand Prix Belgia tanpa penonton
F1 tahun ini harus kehilangan tiga Grand Prix dibatalkan; Australia, Prancis dan Monako, dan tujuh lainnya tertunda.
Rencana awal mereka adalah mengirim tujuh tim yang bermarkas di Inggris ke Austria lewat penerbangan sewa dan menghindarkan mereka membuat kontak dengan populasi setempat.
Para staf dan kru juga akan menjalani prosedur ketat kesehatan termasuk tes rutin COVID-19.
"Formula 1 adalah industri global, dan seperti setiap pemerintah di dunia, kami mencoba untuk memulai kembali industri ini, ekonomi ini, karena orang-orang, keluarga, tanggungan bergantung kepadanya. Dan itu sama dengan F1," kata Wurz.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020