Layanan kesehatan untuk penderita penyakit Tuberkulosis (TB) harus terus dilakukan secara berkesinambungan, bahkan di masa pandemi COVID-19 harus lebih ditingkatkan karena penderita TB termasuk yang lebih rentan terserang virus corona.

Sekretaris Daerah Sumut R. Sabrina di Medan, Rabu, mengatakan kesinambungan layanan kesehatan terhadap penderita TB tetap menjadi perhatian di tengah pandemi COVID-19 karena mereka termasuk orang-orang yang rentan terpapar virus corona sehingga perlu mendapat perhatian khusus.

Menurut Sabrina, untuk penyembuhan penderita TB perlu mengonsumsi obat secara rutin dalam jangka waktu tertentu yang biasanya diambil setiap hari.

Namun di masa pandemi COVID-19, penderita TB dapat mengambil obat untuk jangka waktu dua minggu atau satu bulan sekaligus.

Baca juga: Ketua KNPI Labura: Kalau tidak membantu, jangan mengganggu

"Jadi tidak setiap saat, obatnya dikasi sekaligus misalnya untuk dua minggu atau satu bulan, sehingga mereka juga tidak sering ke luar rumah. Karena hal itu rentan terjadinya penularan COVID-19," katanya.

Pengelola Program TB Paru Dinas Kesehatan Sumut Hendry Iskandar Pane mengatakan untuk pendampingan minum obat yang biasanya dilakukan para petugas kesehatan atau relawan, di masa pandemi ini diharapkan dapat dilakukan oleh keluarganya. Ini penting untuk memastikan para penderita TB mengonsumsi obatnya secara rutin dan tidak terputus.

Baca juga: Baznas Kabupaten Asahan serahkan APD ke Gugus Tugas COVID-19

Jumlah penderita TB di Sumut tahun 2019 tercatat 37.865 orang. Ke depan, jumlah tersebut diharapkan dapat terus ditekan seiring upaya pemerintah untuk mencapai eliminasi TB tahun 2030.

"Namun penanganan TB maupun COVID-19 memerlukan peran semua pihak terkait, termasuk keluarga dan seluruh elemen masyarakat," katanya.

Pewarta: Juraidi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020