Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pandemi COVID-19 telah membuat para guru, siswa dan orang tua menyadari bahwa pendidikan bukan sesuatu yang bisa dilakukan di sekolah saja.
"Tetapi pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif dari guru, siswa dan orang tua. Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi," ujar Nadiem saat peringatan Hari Pendidikan Nasional di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan krisis COVID-19 memakan begitu banyak nyawa dan menjadi tantangan luar biasa bagi Indonesia dan seluruh dunia. Namun dari krisis itu, para insan pendidikan mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa diterapkan setelahnya.
Untuk pertama kalinya, guru melakukan pembelajaran secara daring dengan menggunakan perangkat baru dan menyadari bahwa pembelajaran bisa terjadi dimanapun.
Orang tua juga untuk pertama kalinya menyadari betapa sulitnya tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif. Kemudian menimbulkan empati kepada guru yang tadinya belum ada.
Nadiem menambahkan timbulnya empati dan solidaritas di tengah masyarakatpada saat pandemi COVID-19 merupakan suatu pembelajaran yang harus dikembangkan.
"Bukan hanya pada masa krisis, tetapi juga pada saat krisis berlalu," kata dia.
Belajar, lanjut Nadiem, memang tidak selalu mudah dan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berinovasi.
"Saatnya kita melakukan berbagai kegiatan eksperimen. Inilah kita mendengarkan hati nurani dan belajar dari COVID-19, agar menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik pada masa depan," imbuh Nadiem.
Peringatan Hardiknas 2020 dilakukan secara terbatas dan terpusat yang diselenggarakan di Kantor Kemendikbud, Jakarta, yang kemudian disiarkan langsung melalui media sosial. Sementara peringatan Hardiknas di daerah ditiadakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Tetapi pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif dari guru, siswa dan orang tua. Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi," ujar Nadiem saat peringatan Hari Pendidikan Nasional di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan krisis COVID-19 memakan begitu banyak nyawa dan menjadi tantangan luar biasa bagi Indonesia dan seluruh dunia. Namun dari krisis itu, para insan pendidikan mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa diterapkan setelahnya.
Untuk pertama kalinya, guru melakukan pembelajaran secara daring dengan menggunakan perangkat baru dan menyadari bahwa pembelajaran bisa terjadi dimanapun.
Orang tua juga untuk pertama kalinya menyadari betapa sulitnya tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif. Kemudian menimbulkan empati kepada guru yang tadinya belum ada.
Nadiem menambahkan timbulnya empati dan solidaritas di tengah masyarakatpada saat pandemi COVID-19 merupakan suatu pembelajaran yang harus dikembangkan.
"Bukan hanya pada masa krisis, tetapi juga pada saat krisis berlalu," kata dia.
Belajar, lanjut Nadiem, memang tidak selalu mudah dan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berinovasi.
"Saatnya kita melakukan berbagai kegiatan eksperimen. Inilah kita mendengarkan hati nurani dan belajar dari COVID-19, agar menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik pada masa depan," imbuh Nadiem.
Peringatan Hardiknas 2020 dilakukan secara terbatas dan terpusat yang diselenggarakan di Kantor Kemendikbud, Jakarta, yang kemudian disiarkan langsung melalui media sosial. Sementara peringatan Hardiknas di daerah ditiadakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020