Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, terus berupaya meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam upaya menghasilkan tenaga pendidikan profesional dan mampu melakukan inovasi dalam proses pembelajaran.
Bupati Serdang Bedagai, Soekirman di Seirampah, Kamis, mengatakan pihaknya sangat mengharapkan guru PAUD mampu mempraktikan tipe guru yang sedikit bicara banyak bekerja dan bukan banyak bicara tetapi sedikit bekerja.
Baca juga: Serdang Bedagai gelar apel kesiapsiagaan bencana
"Belajar dengan gembira, namun apa yang dipesankan sejalan dengan yang dikerjakan agar hasilnya seperti yang diharapkan," katanya.
Ia mengatakan belajar dalam suasana gembira merupakan inovasi dan sangat baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
Sehingga tidak sampai terjadi kisah nyata dimana ada seorang anak yang ingin menjadi ponsel, sebab orang tuanya lebih perhatian kepada ponsel ketimbang dirinya.
Hal itu menjadi gambaran dan pembelajaran bagi orang tua bahwa pengaruh teknologi dapat juga memberikan nilai-nilai yang tidak baik serta mengesampingkan nilai kearifan lokal.
"Hendaknya dalam tiap pertemuan jangan terhanyut dengan keasikan berponsel, namun biasakanlah berkomunikasi seperti dahulu sebelum ada teknilogi itu," katanya.
Ia mengatakan semua manusia hendaknya menerapkan ilmu pengetahuan dan ketakwaan berdasarkan logika, etika, dan estetika, sehingga tercipta generasi-generasi yang akan datang lebih baik dari generasi saat ini.
"Membangun infrastruktur memang penting, namun membangun karakter anak didik jauh lebih penting. Jangan terfokus hanya kepada persoalan yang kasat mata, namun ada nilai yang paling mendasar yakni karakter," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Bupati Serdang Bedagai, Soekirman di Seirampah, Kamis, mengatakan pihaknya sangat mengharapkan guru PAUD mampu mempraktikan tipe guru yang sedikit bicara banyak bekerja dan bukan banyak bicara tetapi sedikit bekerja.
Baca juga: Serdang Bedagai gelar apel kesiapsiagaan bencana
"Belajar dengan gembira, namun apa yang dipesankan sejalan dengan yang dikerjakan agar hasilnya seperti yang diharapkan," katanya.
Ia mengatakan belajar dalam suasana gembira merupakan inovasi dan sangat baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
Sehingga tidak sampai terjadi kisah nyata dimana ada seorang anak yang ingin menjadi ponsel, sebab orang tuanya lebih perhatian kepada ponsel ketimbang dirinya.
Hal itu menjadi gambaran dan pembelajaran bagi orang tua bahwa pengaruh teknologi dapat juga memberikan nilai-nilai yang tidak baik serta mengesampingkan nilai kearifan lokal.
"Hendaknya dalam tiap pertemuan jangan terhanyut dengan keasikan berponsel, namun biasakanlah berkomunikasi seperti dahulu sebelum ada teknilogi itu," katanya.
Ia mengatakan semua manusia hendaknya menerapkan ilmu pengetahuan dan ketakwaan berdasarkan logika, etika, dan estetika, sehingga tercipta generasi-generasi yang akan datang lebih baik dari generasi saat ini.
"Membangun infrastruktur memang penting, namun membangun karakter anak didik jauh lebih penting. Jangan terfokus hanya kepada persoalan yang kasat mata, namun ada nilai yang paling mendasar yakni karakter," katanya.
Editor : Akung
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020