Harga crude palm oil (CPO) di Sumut bergerak naik menjadi di kisaran Rp9.000-an per kg didorong antara lain dampak kebijakan penerapan bahan bakar biodiesel sebesar 30 persen.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Prasad Ginting, di Medan, Rabu, mengatakan, harga CPO mulai bergerak naik sejak Desember 2019 sebagai dampak positif pascawacana Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia sudah menggunakan bahan bakar biodiesel 30 persen mulai Januari 2020.

"Kebijakan B30 salah satu yang mendorong kenaikan harga CPO. Pada tahun 2019, harga terendah sempat menyentuh angka Rp5.033 per kg di bulan Mei," ujar TImbas.

Harga CPO terus bergerak naik seperti pada 16 Desember 2019 yang masih Rp9.100 per kg dan pada 7 Januari 2020 sudah mencapai Rp9.900 per kg.

Humas PTPN IV, Syahrul Siregar, mengakui harga CPO pada 7 Januari 2020 sudah mencapai Rp9.900 per kg.

"Lonjakan harga tertinggi pada 3 Januari yang sebesar Rp9.998 per kg," ujarnya.

Ketua Gapki Aceh, Sabri Basyah, mengatakan, kebijakan penerapan B30 akan menguntungkan dari berbagai sisi. Selain mendongkrak harga jual CPO, penerapan B30 juga otomatis semakin mengurangi impor BBM termasuk mengurangi ketergantungan ekspor komoditas tersebut.

"Diakui, sejak ada pernyataan Presiden Joko Widodo tentang rencana B30, harga CPO sudah langsung bergerak naik," ujarnya.

Dampak kenaikan harga CPO mendorong kenaikan harga tandan buah segar (TBS). Harapannya, harga TBS bisa di atas Rp1.500 per kg atau dapat mencapai Rp2 ribuan seperti saat krisis moneter.

Sabri berharap, pemerintah juga komitmen menerapkan sanksi bagi yang tidak melaksanakan. Apalagi sebelumnya pemerintah sudah menerapkan B20.

"Dengan semakin banyak penyerapan CPO di dalam negeri, maka ketergantungan ekspor akan berkurang," ujarnya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020