Kepolisian masih menyelidiki penyebab kecelakaan maut Bus Sriwijaya di Pagaralam, Senin (23/12) pukul 23.15 WIB, yang sementara ini sudah merenggut nyawa 35 orang dan 13 orang korban selamat.
Kepala Korlantas Polri Irjen Pol. Istiono seusai memantau lokasi kejadian, Rabu, mengatakan bahwa polisi akan menyelidiki penyebab kecelakaan hingga 2 hari ke depan.
”Sudah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), nanti akan dianalisis secara lengkap dan saat ini masih pengumpulan data," kata Irjen Pol. Istiono.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kata dia, SIM pengemudi yang turut menjadi korban bus itu sudah tidak berlaku sejak 2010.
Baca juga: Ketidakpastian manifes Bus Sriwijaya sulitkan pencarian korban
Namun, untuk izin PO bus, menurut dia, sudah cukup lama beroperasi, termasuk busnya sudah dipakai lebih dari 20 tahun.
"Kami masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut," kata Irjen Pol. Istiono.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung, Istiono menerangkan bahwa karakteristik jalan tergolong berbahaya karena jalannya menanjak cukup tajam.
Menurut dia, pengemudi harus berkonsentrasi dan kendaraannya juga prima.
Baca juga: Anak perempuan korban Bus Sriwijaya menikah di depan jenazah ayahnya
"Trek ini menurut saya terlalu tajam, perlu adanya papan pengumuman. Selain itu, perlu adanya penerangan jalan dan rambu warning agar kejadian ini tidak terulang lagi,” ujar Istiono.
Bus Sriwijaya diduga tidak dapat menaiki tanjakan tajam sehingga mundur menabrak beton pembatas, kemudian terjun ke jurang setinggi 8 meter.
Baca juga: Identitas tiga korban Bus Sriwijaya belum diketahui
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Kepala Korlantas Polri Irjen Pol. Istiono seusai memantau lokasi kejadian, Rabu, mengatakan bahwa polisi akan menyelidiki penyebab kecelakaan hingga 2 hari ke depan.
”Sudah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), nanti akan dianalisis secara lengkap dan saat ini masih pengumpulan data," kata Irjen Pol. Istiono.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kata dia, SIM pengemudi yang turut menjadi korban bus itu sudah tidak berlaku sejak 2010.
Baca juga: Ketidakpastian manifes Bus Sriwijaya sulitkan pencarian korban
Namun, untuk izin PO bus, menurut dia, sudah cukup lama beroperasi, termasuk busnya sudah dipakai lebih dari 20 tahun.
"Kami masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut," kata Irjen Pol. Istiono.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung, Istiono menerangkan bahwa karakteristik jalan tergolong berbahaya karena jalannya menanjak cukup tajam.
Menurut dia, pengemudi harus berkonsentrasi dan kendaraannya juga prima.
Baca juga: Anak perempuan korban Bus Sriwijaya menikah di depan jenazah ayahnya
"Trek ini menurut saya terlalu tajam, perlu adanya papan pengumuman. Selain itu, perlu adanya penerangan jalan dan rambu warning agar kejadian ini tidak terulang lagi,” ujar Istiono.
Bus Sriwijaya diduga tidak dapat menaiki tanjakan tajam sehingga mundur menabrak beton pembatas, kemudian terjun ke jurang setinggi 8 meter.
Baca juga: Identitas tiga korban Bus Sriwijaya belum diketahui
Editor : Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019