Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP.PKK) Kota Tanjungbalai, Hj. Sri Silvisa Novita Syahrial mengajak anak-anak Pramuka berinovasi mengolah sampah menjadi suatu barang bernilai ekonomis sebagai lahan/peluang usaha.

Ajakan tersebut disampaikan Sri Silvisa ketika menjadi narasumber pada kegiatan perkemahan temu tegak Poltan tahun 2019 yang dilaksanakan di Aula Politeknik Tanjungbalai (Poltan), Senin (16/12).

Dihadapan 250 peserta Pramuka dari kalangan pelajar SMA/SMK se Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan itu, Sri Silvisa mengatakan,
sampah plastik merupakan material yang butuh waktu lama untuk terurai. Sampah plastik juga menjadi masalah global dan mendapat perhatian banyak negara, termasuk Indonesia. 

"Berangkat dari masalah tersebut, saya mengajak kakak adik Pramuka menggiatkan gerakan peduli sampah melalui langkah praktis dengan pembatasan penggunaan sampah plastik, serta mengambil peluang usaha dari pengelolaan sampah plastik lewat kewirausahaan," katanya.

Baca juga: Polsek TBS ringkus pria pemilik 97,5 gram sabu-sabu

Menurut Sri Silvisa, mengatasi polusi sampah plastik bisa dilakukan menjadi bahan daur ulang yang berkualitas, misalnya saja pembuatan kerajinan tangan sehingga menjadi peluang usaha dan membuka lapangan pekerjaan.

Peluang kewirausahaan lewat pengelolaan sampah, pada dasarnya adalah kegiatan perubahan. Perubahan berbasis kewirausahaan dapat berawal dari pandangan bahwa setiap masalah seperti sampah adalah peluang.

"Kalau semua yang hadir saat ini suka dengan perubahan, cobalah melakukannya dengan memecahkan masalah sampah plastik di lokasi tempat tinggal kita masing-masing menjadi sebuah peluang usaha," ujar Sri Silvisa yang juga Ketua Komunitas Barisan Anti Sampah Plastik (BATIK) Tanjungbalai.

Ia menambahkan, perubahan bisa dilakukan mulai dari kebiasaan, mindset, resistensi warga, sampai pengorbanan, biaya dan kreativitas yang bisa dijadikan peluang usaha.

Saat ini komunitas BATIK fokus utamanya adalah menyosialisasikan, mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

Selain itu, BATIK juga sedang giat mengurangi sampah plastik dengan cara diolah menjadi barang bermanfaat sebagai bentuk nyata menjaga alam dan ekosistem sekaligus memperoleh pendapatan dari manfaat mengolah sampah plastik.

"Saya berharap, kita keseluruhan bisa memiliki jiwa kewiraswastaan dan berinovasi sehingga nantinya tidak lagi hanya mencari pekerjaan, tetapi mampu membuka peluang kerja. Sama halnya saat ini saya mengembangkan "Batik Kito" dimana para pekerjanya adalah warga Tanjungbalai," kata Sri Silvisa.

Sesuai catatan, perkemahan temu tegak Poltan tersebut dilaksanakan mulai 14 hingga16 Desember 2019, bertempat di areal kampus Poltan Tanjungbalai.

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019