Festival Danau Toba (FDT) yang ke-7 berlangsung di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, resmi dibuka Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Ria Nofida Telaumbanua dengan harapan mampu mempersatukan delapan kabupaten dan kota di kawasan Danau Toba.
"Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempersatukan delapan kabupaten dan kota di kawasan Danau Toba," kata Ria saat membuka Festival Danau Toba ke-7 di Parapat, Kabupaten Simalungun, Senin sore.
Ria menjelaskan bahwa dalam Festival Danau Toba yang telah menjadi even tahunan ini mengusung tema 'Inspairing Toba'. Dimana, dengan tema ini mampu memperkenalkan Danau Toba ke seluruh Indonesia bahkan ke dunia Internasional.
Baca juga: Pemecahan rekor MURI akan meriahkan Festival Danau Toba 2019
"Kegiatan yang berlangsung empat hari ini mampu menarik kunjungan wisata baik dalam negeri maupun mancanegara untuk berkunjung ke Danau Toba," harapnya.
Ria menambahkan bahwa sebelum puncak acara berlangsung, pihak panitia juga telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti festival solo, kayak, penanaman pohon, pembersihan kawasan Danau Toba, FGD Geopark dan lari 10 K.
"Untuk hari, kegiatan yang dilaksanakan adalah Tari Kolosal Saoan, Koor Raksasa, Rekor Muri seni melipat kain Bulang Sulappei, fashion show Etnic (Designer Lokal) dan tari Kolosal Multi Etnis," sebutnya.
Untuk pemecahan rekor Muri, Ria menambahkan bahwa itu punya satu tujuan, yakni melestarikan ulos Simalungun itu. Sebab, saat ini Bulang Sulappei sudah sangat jarang digunakan masyarakat setempat, bahkan hampir punah.
"Makin sedikitnya masyarakat yang mengenakan ulos itu, makin sedikut pula yang menenun. Pemerintah khawatir, jika hal ini berlangsung terus menerus, bisa jadi generasi penerus makin tak mengenal Bulang Sulappei," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempersatukan delapan kabupaten dan kota di kawasan Danau Toba," kata Ria saat membuka Festival Danau Toba ke-7 di Parapat, Kabupaten Simalungun, Senin sore.
Ria menjelaskan bahwa dalam Festival Danau Toba yang telah menjadi even tahunan ini mengusung tema 'Inspairing Toba'. Dimana, dengan tema ini mampu memperkenalkan Danau Toba ke seluruh Indonesia bahkan ke dunia Internasional.
Baca juga: Pemecahan rekor MURI akan meriahkan Festival Danau Toba 2019
"Kegiatan yang berlangsung empat hari ini mampu menarik kunjungan wisata baik dalam negeri maupun mancanegara untuk berkunjung ke Danau Toba," harapnya.
Ria menambahkan bahwa sebelum puncak acara berlangsung, pihak panitia juga telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti festival solo, kayak, penanaman pohon, pembersihan kawasan Danau Toba, FGD Geopark dan lari 10 K.
"Untuk hari, kegiatan yang dilaksanakan adalah Tari Kolosal Saoan, Koor Raksasa, Rekor Muri seni melipat kain Bulang Sulappei, fashion show Etnic (Designer Lokal) dan tari Kolosal Multi Etnis," sebutnya.
Untuk pemecahan rekor Muri, Ria menambahkan bahwa itu punya satu tujuan, yakni melestarikan ulos Simalungun itu. Sebab, saat ini Bulang Sulappei sudah sangat jarang digunakan masyarakat setempat, bahkan hampir punah.
"Makin sedikitnya masyarakat yang mengenakan ulos itu, makin sedikut pula yang menenun. Pemerintah khawatir, jika hal ini berlangsung terus menerus, bisa jadi generasi penerus makin tak mengenal Bulang Sulappei," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019