Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada awal pekan terkoreksi jelang rilis data inflasi.

Pada pukul 10.19 WIB, rupiah masih melemah 12 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.120 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.108 per dolar AS.

"Dalam perdagangan Senin ini, rupiah masih akan bergerak melemah," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.

Data inflasi yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini akan menjadi salah satu perhatian pelaku pasar.

Bank Indonesia memperkirakan inflasi November 2019 rendah dan terkendali meski ada peluang naik tipis jelang liburan akhir tahun.

Peluang yang menyumbang kenaikan inflasi November 2019, salah satunya kenaikan harga tiket angkutan udara, seiring jelang libur akhir tahun.

Dari eksternal, keputusan Presiden AS Donald Trump meresmikan undang-undang pro-demokrasi untuk Hong Kong, membuat investor khawatir bahwa hal itu akan menghambat penyelesaian kesepakatan perdagangan AS-China pada akhir tahun.

Merespon keputusan Trump, Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa negara itu tidak akan tinggal diam begitu saja melihat tindakan AS. Beijing menilai, Pemerintah AS sudah campur tangan murni dalam urusan dalam negeri China.

Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.095 per dolar AS hingga Rp14.120 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.122 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.102 per dolar AS.



 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019