Budayawan Taufik Ismail menyebut korban komunisme jumlahnya lebih banyak tiga kali lipat dibandingkan total korban dari seluruh perang dunia dan perang lokal yang terjadi hingga abad XX.

"Total korban komunisme selama tahun 1917-1999 berjumlah 120.000.000 orang. Sedangkan total korban seluruh perang dunia dan perang lokal abad XX hanya sepertiganya, 38.000.000," kata Taufik Ismail dalam pidato kebudayaan dalam acara Bedah Buku dan Diskusi Panel, "PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G30S/65" di Kantor Lemhanas, Jakarta, Sabtu.

Taufik mengatakan ideologi komunis memiliki sejarah mengkudeta 75 negara dalam kurun waktu 69 tahun, hingga berhasil mendirikan 28 negara komunis.

Baca juga: Ryamizard Ryacudu: Negara komunis kita teman, tapi tidak ideologinya

Baca juga: Menhan Prabowo Subianto: Tingkatkan kewaspadaan bahaya laten komunis

Ideologi komunis, kata dia, melakukan pembunuhan umat manusia baik dengan cara melakukan pembantaian maupun menyiksa, misalnya, memberlakukan kerja paksa seperti pernah terjadi di Uni Soviet.

Taufik menegaskan ideologi komunis diturunkan melalui buku oleh dua orang anak muda pada masanya, yakni Karl Marx dan Friedrich Engels.

Dalam bukunya kedua tokoh itu menyebut tujuan pembuatan buku untuk merebut kekuasaan dengan kekerasan. Namun, fakta itu ditutupi oleh partai-partai komunis.

"Yang dikedepankan adalah paham sama rata sama rasa, kemakmuran rakyat. Bohong itu semua, termasuk kita Indonesia berpuluh tahun dibohongi ideologi ini," ungkap Taufik Ismail menegaskan.

Pada kenyataannya, kata Taufik, 24 dari 28 negara berpaham komunis sudah hancur lebur karena rakyatnya mengungsi ke negara lain.
 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019