Hewan buas yang menerkam seorang petani hingga tewas di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, ternyata bukan seekor macan dahan atau macan tutul, melainkan seekor harimau setelah diselidiki lebih dalam oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Kepala BKSDA Sumsel, Genman Suhefti Hasibuan, di Palembang, Minggu, mengatakan kepastian tersebut didapat dari keterangan saksi-saksi yang melihat langsung korban, Kuswanto (57) yang diserang oleh harimau di kebun kopinya pada Minggu pukul 09.00 WIB.
"Untuk kepastiannya kami akan memasang camera trap di jalur-jalur yang diduga merupakan perlintasan harimau," ujar Genman kepada ANTARA.
Berdasarkan keterangan saksi bernama Dedi (32) yang merupakan keluarga korban dan menemani korban di kebun, sekitar pukul 09.00 WIB saat keduanya menebang pohon tiba-tiba muncul seekor harimau dengan ciri-ciri berwarna putih dominan serta bercorak kuning hitam di sebagian tubuhnya.
Jarak harimau dengan korban dan saksi hanya empat meter.
Baca juga: Macan tutul terkam petani hingga tewas di Lahat
Kuswanto dan Dedi berusaha menyelamatkan diri dengan berputar ke arah lain agar pandangan harimau teralihkan, namun tak lama kemudian harimau menghadap ke arah keduanya.
Keduanya berupaya menghalangi gerakan harimau menggunakan kayu, tapi nahas saat keduanya bergerak turun justru harimau menerkam Kuswanto dan langsung menggigit lehernya.
Dedi memilih berlari mencari pertolongan warga, kemudian warga datang dan berhasil mengusir harimau lalu mengevakuasi Kuswanto yang sudah meninggal dunia.
"Kami coba menenangkan masyarakat dan mengimbau untuk tidak berkebun sementara waktu, kami juga meminta agar warga segera melapor jika bertemu harimau ataupun jejaknya," jelas Genman.
Menurut dia lokasi kejadian jaraknya sekitar 600 meter dari kawasan hutan lindung, sedangkan jarak ke pemukiman warga sekitar tujuh kilometer.
"Dimungkinkan posisi kebun berada di dalam kawasan hutan lindung," demikian Genman.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Kepala BKSDA Sumsel, Genman Suhefti Hasibuan, di Palembang, Minggu, mengatakan kepastian tersebut didapat dari keterangan saksi-saksi yang melihat langsung korban, Kuswanto (57) yang diserang oleh harimau di kebun kopinya pada Minggu pukul 09.00 WIB.
"Untuk kepastiannya kami akan memasang camera trap di jalur-jalur yang diduga merupakan perlintasan harimau," ujar Genman kepada ANTARA.
Berdasarkan keterangan saksi bernama Dedi (32) yang merupakan keluarga korban dan menemani korban di kebun, sekitar pukul 09.00 WIB saat keduanya menebang pohon tiba-tiba muncul seekor harimau dengan ciri-ciri berwarna putih dominan serta bercorak kuning hitam di sebagian tubuhnya.
Jarak harimau dengan korban dan saksi hanya empat meter.
Baca juga: Macan tutul terkam petani hingga tewas di Lahat
Kuswanto dan Dedi berusaha menyelamatkan diri dengan berputar ke arah lain agar pandangan harimau teralihkan, namun tak lama kemudian harimau menghadap ke arah keduanya.
Keduanya berupaya menghalangi gerakan harimau menggunakan kayu, tapi nahas saat keduanya bergerak turun justru harimau menerkam Kuswanto dan langsung menggigit lehernya.
Dedi memilih berlari mencari pertolongan warga, kemudian warga datang dan berhasil mengusir harimau lalu mengevakuasi Kuswanto yang sudah meninggal dunia.
"Kami coba menenangkan masyarakat dan mengimbau untuk tidak berkebun sementara waktu, kami juga meminta agar warga segera melapor jika bertemu harimau ataupun jejaknya," jelas Genman.
Menurut dia lokasi kejadian jaraknya sekitar 600 meter dari kawasan hutan lindung, sedangkan jarak ke pemukiman warga sekitar tujuh kilometer.
"Dimungkinkan posisi kebun berada di dalam kawasan hutan lindung," demikian Genman.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019