Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan menggelar kuliah umum Pengelolaan Limbah Biomassa dengan pemateri Nasih Widya Yuwono, S.P., M.P dari Departemen Tanah Fakultas Pertanian UGM (Universitas Gajah Mada).

Dosen dan mahasiswa cukup antusias mengikuti kuliah umum yang berlangsung di Aula Polbangtan dan dibuka wakil direktur II Polbangtan Medan Mukhlis Yahya, Sp.,MP, pada Rabu (30/10).

Pengolahan limbah biomassa ini sesuai pemateri antara lain tentang kesuburan tanah, olah sampah untuk produksi biomassa, manajemen kesuburan tanah teknologi tribio (trilogi biomassa) yaitu reaktor arang sekam, reaktor biokompos Hi, lumbung biomassa.

Seluruh biomassa (material yang menyusun organisme)  katanya, dapat dikembalikan ke dalam tanah, melalui 3 jalan: pertama, bagian keras (berkayu), kedua bagian berair, dan ketiga bagian lunak.

Bagian keras dia contohkan: kayu, bambu, cabang, ranting, termasuk kertas, dibuat menjadi biochar (arang hidup), melalui proses pirolisis (pembakaran tanpa oksigen) yang menghasilkan arang diteruskan proses menghidupkan dengan perendaman dalam POC sehingga menjadi biochar.

Biochar dapat diaplikasikan langsung ke dalam tanah, sebagai mulsa di permukaan tanah atau diikutkan serta dalam proses pengomposan. Biochar dalam tanah dapat bertahan beberapa abad, katanya.

Sedang bagian berair (cair), dia contohkan: sayur, buah, daging, susu, dibuat menjadi pupuk organik cair dalam reaktor biokompos Hi (menggunakan larva lalat hitam atau Hermetia illucens).

Pupuk organik cair (POC) dapat digunakan sebagai sumber hara , diaplikasikan lewat tanah atau lewat daun tanaman, sebagai sumber inokulan untuk pengomposan, atau sumber nutrien, organik dan mikroba yang digunakan untuk menghidupkan biochar. POC bermanfaat untuk jangka yang sangat singkat, sebutnya.

Bagian lunak, dia contohkan: daun, kotoran ternak atau pupuk kandang, dibuat menjadi kompos melalui proses komposting. Komposting terdiri dari dua proses : (1) dekomposisi atau perombakan/penguraian, dan (2) rekomposisi/sintesis. Kompos dalam tanah dapat bermanfaat sampai 3-5 tahun, sebutnya.

Dia juga menggambarkan teknologi pada reaktor biokompos Hi yaitu: pertama masukkan arang/kayu/ranting kemudian masukkan limbah buah atau sayur, dan tunggu dua bulan setelahnya Poc Hi dapat dipanen.

Dari situ, petani dapat memproduksi Poc Hi terus menerus, mulai dengan limbah buah: Drum 1, sebagai wadah larva Hermetia Illunces untuk mengolah buah menjadi cairan, Drum 2, sebagai wadah untuk pematangan cairan sehingga menjadi Poc Hi.

Selanjutnya masuk tahap pematangan: dijemur (masukkan cairan lindi dalam botol bening separoh atau kurang, tutup botol dikendurkan, lalu dijemur dibawah terik matahari). Indikator kematangannya terlihat hasilnya berarna coklat hitam dan aroma lembut.

Istimewanya dalam kuliah umum ini pemateri bersama mahasiswa langsung mempraktikkan bagaimana cara membuat konsep ember tumpuk untuk mengolah sampah dapur menjadi pupuk organik cair, sehingga mahasiswa lebih mengerti untuk pembuatannya.

Cara membutanya, ember tumpuk dibuat untuk mengolah sampah dapur dengan larva Hi (Hermetia illucens) skala rumah tangga. Komponennya (1) ember bawah: pasang kran di samping bawah, tutup ambil tepinya saja untuk penyangga ember atas sebagai fungsi penampung lindi.

Selanjutnya ember atas: buat lubang-lubang kecil di bagian bawah untuk pengatusan, buat lubang kecil lalu di samping atas di bawah tutup. Fungsinya penampung sampah.

Cara kerjanya masukkan buah (busuk) secara berkala dalam suasana panas dan lembab, mikrobia cepat berkembang, aroma senyawa volatil yang dihasilkan akan mengundang lalat Hi datang bertelur.

Lalu tunggu sampai larva Hi terlihat banyak dan aktif bekerja, baru dapat ditambah sampah yang mudah busuk lainnya (sayuran, sisa dapur, dan lainlain).

Lindi kemudian dibiarkan saja dalam ember bawah, setelah 2 bulan baru diteruskan dengan proses pematangan menjadi pupuk organik cair (POC). "Caranya masukkan lindi ke dalam botol bening, separoh saja, tutup dikendorkan, jemur diterik matahari sampai warna hitam coklat dan aroma lembut di hidung," jelasnya. Setelah itu larva Hi dan kompos dapat dipanen.

Menurut pemateri, dengan bertambahnya jumlah penduduk yang terus meningkat, kebutuhan akan terus bertambah. Negara yang kaya akan biomassa akan berjaya sekarang dan mendatang.
 
Dosen dan Mahasiswa Polbangtan Medan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" sebelum kuliah umum dimulai (ANTARA/HO-Polbangtan Mdn)


 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019