Sahala Panggabean, kolega Anwar Abbas dalam menulis buku berjudul "The Ma'ruf Amin Way" yang didasari buah pemikiran Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin terkait prinsip ekonomi kerakyatan berlandaskan keadilan, keumatan, dan kedaulatan, mengatakan bahwa pada 2020 mendatang, "start up cooperative" akan menjadi terobosan dan model baru koperasi dalam menjawab kebutuhan ekonomi para milenial dan pelaku "start up" tanah air.

"2020, akan menjadi era 'start up cooperative'. Dimana, terobosan dan model baru koperasi tersebut akan mampu menjawab kebutuhan ekonomi para milenial dan pelaku start up tanah air," tulis Sahala Panggabean dalam keterangannya kepada ANTARA, Rabu (16/10). 

Disebutkan, model baru dimaksud yang merupakan gabungan antara "start up" dan "cooperative" merupakan pola bangun ekonomi yang menjamin tata kelola yang lebih setara antara satu dengan beberapa pendiri lainnya, juga memiliki prinsip pengambilan keputusan yang didorong melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat.

"Pola bangun ekonomi yang sangat tepat untuk rakyat Indonesia adalah koperasi. Dan, 'start up cooperative akan menjadi primadona di 2020 dalam menghadapi pertumbuhan besar kelas menengah, milenial dan urban," jelasnya.

Kata Sahala, prinsip dasar sederhana, yakni "one man, one vote" pada koperasi menjadi keunggulan utama dalam ekonomi kerakyatan, dan menjadi pembeda dengan perseroan dengan prinsip "one share, one vote". 

"Itulah yang kami kagumi dari Bapak KH Ma’ruf Amin. Beliau telah bertekad menjadikan Indonesia sebagai ikon pusat ekonomi syariah dunia melalui platform digital," kata penerima Satyalancana Pembangunan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010 lalu tersebut.

Sahala Panggabean juga menyatakan bahwa dalam menjalankan roda ekonomi Indonesia yang sejalan dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3, pilihan utamanya memang harus melalui koperasi.

"Keberpihakan terhadap kelompok ekonomi kecil yang menjadi fokus utama sebagai antitesa ekonomi yang condong kapitalistik. Dimana, kekayaan tidak boleh hanya beredar pada orang kaya saja, tetapi harus terdistribusi kepada seluruh komponen rakyat, sesuai pernyataan Pak Wapres Ma'ruf Amin, dapat diwujudkan melalui koperasi," ujarnya.

Menurutnya, dalam menerapkan keberpihakan pada kelompok ekonomi kecil, menjadi poin penting juga untuk melakukan revitalisasi atas peran Dewan Koperasi Indonesia yang masih sangat jauh dari apa yang diamanatkan oleh Undang-undang.

"Dekopin harus menjadi partner dari Pemerintah dan berperan aktif dalam pemberdayaan koperasi secara maksimal untuk menyikapi perkembangan era digital dan revolusi industri 4.0, saat ini. Sehingga, koperasi dapat bergerak lebih lincah dan lebih segar, yang tentunya di bawah kepemimpinan para pelaku koperasi dari generasi milenial," sebutnya.

Sebelumnya, pernyataan Wapres Ma'ruf Amin yang dikutip Sahala terkait pemikiran ekonomi kerakyatan yang sejalan dengan program kerja pemerintah dalam masa periode kedua Presiden Joko Widodo, mengungkapkan bahwa dahulu yang diharapkan meningkatkan kemajuan ekonomi itu konglomerat, namun tidak sesuai harapan.

"Melalui konglomerat diharapkan akan netes ke lingkungan sekitar. Tenyata kenyataan membuktikan tidak netes-netes ke sektor masyarakat ekonomi lemah," sebut Sahala mengutip pernyataan Wapres Ma'ruf.

Terpisah, sejumlah anggota KSP Nasari di Kantor Cabang Tarutung turut mengapresiasi semangat Sahala Panggabean yang dengan apik merepresentasikan keunggulan koperasi dalam bingkai ekonomi kerakyatan dan dituangkan dalam buku "The Ma'ruf Amin Way".

"Koperasi adalah tulang punggung perekonomian bangsa. Koperasi membangun dan menyelamatkan ekonomi rakyat," sebut Nurmala Panjaitan, yang diamini rekannya Rohani Sitorus, New Leven Hutabarat, Konika Purba, dan Netty Sinambela.  

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019