"Alhamdulillah, saya sudah tidak jadi beban bahkan kembali bisa menopang hidup keluarga setelah dua mata saya yang kena katarak dioperasi," ujar Rukiyah (42 ), warga Batubara, Sumatera Utara.

Rukiyah adalah salah satu dari hampir 400 orang warga penderita katarak di Sumut yang beruntung menjadi peserta Program Operasi Katarak yang digelar Tambang Emas Martabe secara gratis di Rumah Sakit TNI Putri Hijau, Medan, pada Oktober 2018.

Seperti juga disampaikan peserta lainnya, Rukiyah mengaku pernah stres dan akhirnya sempat pasrah menjadi hampir buta saat katarak menimpa dirinya. Apalagi katarak menyerang kedua matanya.

Akibat menderita katarak sejak lima tahun sebelumnya, Rukiyah yang mengaku awalnya bisa bekerja apa saja untuk menopang pendapatan suami yang seorang petani, otomatis hanya menjadi ibu rumah tangga. Bahkan dirinya menjadi beban keluarga dengan keterbatasan gerak akibat penglihatan terganggu.

"Alhamdulillah berkat bantuan Tambang Emas Martabe saya bisa kembali melihat dengan terang. Suatu anugerah dari Allah," ujar Rukiyah.

Rukiyah pun semakin merasa haru, karena operasi katarak itu benar-benar gratis termasuk biaya transportasi dari kampungnya ke rumah sakit.

Dengan kembali melihat normal, ibu tiga anak itu mengaku punya semangat baru untuk kembali menjalani hidupnya. "Yang pasti saya juga bisa bekerja membantu keuangan keluarga. Maklumlah suami saya hanya seorang petani," ujar Rukiyah.


Faktor Kemiskinan

Kemiskinan, apalagi tidak memiliki pengetahuan dan minim akses informasi, memang membuat masyarakat penderita katarak khususnya di daerah pedesaan acap kali pasrah dengan penyakit itu hingga akhirnya menderita kebutaan. Dan kebutaan akhirnya berujung menambah kemiskinan karena penderita akhirnya tidak produktif dan bahkan menjadi beban baru bagi keluarga.

Adalah PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe yang peduli dengan penyakit katarak di Sumut. Penanganan katarak merupakan bagian kesehatan yang menjadi salah satu dari lima sektor yakni infrastruktur, pertanian, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi lokal yang terus diperhatikan Tambang Emas Martabe.

Perusahaan itu sejak 2011 sudah menggelar Program Operasi Katarak Gratis di Sumut. Menggandeng berbagai pihak seperti A New Vision, Kodam I Bukit Barisan (BB), ribuan relawan dari karyawan Agincourt Resources sendiri dan mahasiswa dari berbagai universitas, hingga 2018 Tambang Emas Martabe sudah mengoperasi 8.434 mata penderita katarak di Sumut.

Bahkan, menyadari fakta bahwa kehilangan penglihatan atau kebutaan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang dan berdampak pula pada orang-orang terdekatnya, Martabe pun berkomitmen menggelar operasi katarak setiap tahun.


Dukung Program Pemerintah

Katarak bukan hanya masalah di Sumut, tetapi juga nasional bahkan dunia. Berdasarkan data Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) di Indonesia pada tahun 2018 ada sekitar satu juta orang buta karena katarak.

Data dari Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) mengungkapkan, rata-tata angka kebutaan di Indonesia sebesar 3 persen dan penderitanya adalah penduduk di atas usia 50 tahun.

Salah satu dokter yang menjadi Tim Operasi Katarak yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumah Sakit Putri Hijau pada Oktober 2018, Dr Irsan, menyebutkan, penderita katarak di Indonesia termasuk cukup banyak. Selain faktor usia (proses penuaan) dimana lensa jadi buram, katarak disebabkan banyak faktor lainnya khususnya pola hidup.

Penderita diabetes, kebiasaan minum alkohol misalnya dan kemudian ada riwayat peradangan mata, trauma pada mata, dampak obat-obatan steroid, dan termasuk radiasi matahari menjadi salah satu faktor pemicu katarak.

"Program Operasi Katarak Martabe menunjukkan perusahaan itu mendukung program pemerintah memberantas atau menekan angka kebutaan akibat katarak," ujar Irsan.

Masih menurut Irsan, operasi adalah langkah tepat untuk penderita katarak, karena tidak ada langkah lain. "Yang bisa dicegah adalah kebutaan karena katarak dan itu hanya bisa dilakukan dengan dioperasi," ujar Irsan yang kini sudah bertugas di Jakarta.

Dia menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan serius menangani katarak dengan membuat strategi penanganan mulai secara prefentif hingga meminta dukungan semua pihak membantu memberantas atau menekan kebutaan dari penderita katarak.

"Martabe melakukan itu (operasi katarak) yang artinya perusahaan tersebut sudah mendukung program pemerintah," katanya.

Penanganan serius katarak dinilai penting karena menyangkut produktivitas dan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Irsan pun meminta masyarakat tidak khawatir dengan operasi katarak, karena hasilnya selalu baik atau bagus kalau tidak ada faktor penyulit seperti penyakit lainnya dan pasien mengikuti aturan pascaoperasi.


Martabe Peduli Katarak

Manajemen PT Agincourt Resources  mengakui operasi katarak adalah satu program signature dari sedemikian banyak program CSR perusahaan dengan jangkauan yang lebih luas yakni hingga provinsi.

Operasi katarak dipilih mengacu pada fakta bahwa penglihatan adalah salah satu indra penting manusia. Kehilangan penglihatan atau kebutaan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang dan berdampak pula pada orang-orang terdekatnya.

Hingga saat ini katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan dan itu bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di dunia.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diperkirakan setiap satu menit ada satu orang yang mengalami kebutaan di Indonesia. Kebutaan sendiri juga masih menjadi penyebab kemiskinan.

"Berdasarkan data, di Sumut diprediksi ada sekitar 170.000 hingga 200.000 orang penderita katarak dan setiap tahunnya ada sekitar 17.000 orang penderita katarak baru," ujar Senior Manager Corporate PT Agincourt Resourses, Katarina Siburian Hardono.

Martabe berharap Program Operasi Katarak Gratis setiap tahun dan penyelenggaraan Pekan Informasi Katarak mampu menjadi langkah antisipasi yang efektif untuk mengurangi kebutaan akibat katarak di Sumut.

Martabe menilai, pembiaran buta akibat katarak tidak hanya disebabkan kemiskinan, tetapi telah menjadi penyebab kemiskinan itu sendiri.  

Tambang Emas Martabe telah menyelenggarakan rangkaian Operasi Katarak Gratis "Buka Mata Lihat Indahnya Dunia" sejak 2011.

Awalnya fokus utama wilayah yang dituju adalah Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Padangsidimpuan, Mandailing Natal, Sibolga, dan Tapanuli Utara yang menjadi kawasan operasional perusahaan dengan titik utama operasi di RS TNI Losung Batu, Padangsidempuan. Namun karena merasa tanggung jawab lebih besar dan untuk mendukung program pemerintah memberantas kebutaan akibat katarak, penyelenggaraan operasi juga menjangkau secara lebih luas seperti Nias, Siantar dan Medan.

Program Operasi Katarak itu, menurut dia, terus berlanjut setiap tahun karena Tambang Emas Martabe berkomitmen untuk terus memberikan harapan penghidupan kembali dan dampak berkelanjutan kepada masyarakat.

Perusahaan meyakini program itu secara jangka panjang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar tambang dan Sumut pada umumnya.

Martabe pun mengklaim, Program Operasi Katarak Gratis itu dilakukan secara berkualitas, dengan menggunakan metode cepat dan aman milik dr Sanduk Ruit dari Tilganga Institute of Ophthalmology di Nepal, dengan tingkat keberhasilan operasi 100 persen.

Metode operasi dilakukan dengan membuat sayatan kecil dan mengganti lensa mata yang keruh dengan lensa intraokuler buatan. "Kalau dihitung dengan materi, untuk mendanai seluruh rangkaian operasi katarak, Tambang Emas Martabe sudah menggelontorkan lebih dari 130.000 dolar AS setiap tahunnya," ujar Katarina.  


Bermitra dengan Kodam I BB

Menyadari keterbatasan perusahaan untuk bisa menjangkau warga penderita katarak di Sumut, Martabe menggandeng beberapa pihak termasuk Kodam I BB.

Dengan menggandeng Kodam I BB yang wilayah kerjanya hingga ke pedesaan, Martabe juga berharap program itu tepat sasaran dan memberikan lebih banyak manfaat bagi penderita yang tidak mampu, khususnya di pelosok-pelosok desa.

Para Babinsa yang ada di pelosok-pelosok sudah terbukti bisa memberikan informasi dan sosialisasi dan membantu warga penderita katarak ikut program operasi katarak Martabe.

"Sejauh ini kerja sama yang dilakukan dengan Kodam I BB berjalan baik dan lancar. Martabe mengapresiasi personel Kodam yang selalu mengemban peran dan tanggung jawabnya dengan sangat baik dalam mendukung operasi katarak Martabe," ujarnya.

Tahun ini, Martabe yang memiliki komitmen untuk "Tumbuh dan Membangun Bersama" sedang bersiap untuk kembali menggelar operasi katarak. ‌

Ayo "Buka Mata Lihat Indahnya Dunia" dan teruslah hidup berkualitas.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019