Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Tapanuli Utara menggelar pelatihan bertenun bagi 24 penenun pemula yang merupakan warga binaan di aula serbaguna Rumah Tahanan Kelas IIb Tarutung, Rabu (25/9).

"Ada banyak cara Tuhan agar kita dapat menularkan pengetahuan yang kita miliki. Kami hanya merupakan saluran berkat untuk dibagikan kepada warga binaan," ujar Ketua Dekranasda Taput, Satika Simamora.

Disebutkan, keinginan untuk mewujudkan kegiatan pelatihan atas warga binaan lahir sebagai bukti kecintaan Kepala Rutan terhadap warga binaannya demi masa depan para warga yang akan melanjutkan kehidupan bermasyarakat selepas menjalani masa hukuman.

"Bertenun itu pekerjaan yang gampang-gampang susah, butuh kesabaran dan ketekunan yang ekstra. Tapi percayalah, apapun yang kita lakukan dengan hati, kita lakukan dengan sabar dan tulus. Hasilnya pasti indah," jelasnya.

Kedepan, kata Satika, penggunaan bahan sutra sebagai bahan benang tenunan akan diterapkan yang meski lebih sulit dari penggunaan benang 100, namun hasilnya pasti lebih berkualitas.

Selain itu, Ketua Dekranasda mengaku telah menggalakkan pewarna alami untuk menghindarkan penggunaan pewarna kimia yang dapat berdampak negatif bagi penenun, serta menghindari pencemaran lingkungan akibat limbah pewarna kimia.

"Pewarna alam untuk menciptakan keindahan, dan kenyamanan penenun, serta bersahabat pada lingkungan," terangnya.

Untuk menyiasati keinginan warna menyalak dari hasil tenunan, Satika juga berbagi trik melalui penggunaan benang "purada" yang dasarnya berwarna emas mengkilat untuk memperindah warna alami tenunan.

"Batik itu indah, saya tak heran, karena penenunnya adalah orang jawa yang hatinya lembut. Tapi, kita orang batak yang biasanya kasar, namun mampu menghasilkan barang tenunan yang indah melalui ketekunan dan kesabaran. Itu baru kita salut," jelasnya.

Dalam sambutannya, Kepala Rutan Henri Alfa Damanik mengapresiasi dukungan dan keperdulian Dekranasda Taput dalam meningkatkan keahlian warga binaan.

"Kita layak bersyukur atas kepedulian Dekranasda dan Pemkab Taput untuk melatih warga binaan dalam bertenun. Saat bebas nanti, warga binaan harus memiliki keahlian dan kemampuan dalam bertenun sebelum meninggalkan Rutan demi masa depan. Terimakasih kepada Ibu dan Bapak. Semoga pembangunan Taput tetap sukses berjalan," sebutnya.

Senada, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gibson Siregar yang turut mendampingi Satika turut menyemangati para warga binaan yang menjadi peserta pelatihan bertenun.

"Sangat kita harapkan agar kegiatan pelatihan ini memberikan manfaat besar dalam mengisi keseharian warga binaan di Rutan, terlebih mampu diaplikasikam setelah menuntaskan masa hukuman demi meningkatkan kehidupan rumah tangga masing-masing," tukasnya.

Pada kesempatan itu, seiring melakukan pelatihan bertenun, Pemkab Taput melalui Dekranasda juga memberikan 6 unit peralatan tenun tradisional berupa "anian", "kelosan", "hulhulan", "kuda-kuda", alat tenun dan sejumlah gulungan benang sebagai sarana pelatihan warga binaan.

Baca juga: Dimposma Sihombing "anak parrengge-rengge" asal Taput raih promosi doktor USU

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019