Sejumlah petani kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, mengeluhkan rendahnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dibawah Rp1000/kilogram pada tingkat petani, sejak anjlok pada Juni 2018 lalu.
Informasi yang diperoleh, ANTARA, di Kotapinang, Selasa (17/9) sore, harga TBS kelapa sawit pada tingkat petani atau lapangan atau timbang di ancak saat ini berkisar Rp750 hingga Rp950/kilogram, tergantung lokasi lahan. Kondisi itu dirasakan sangat menyulitkan dan belum ada tanda-tanda harga akan membaik.
Rendahnya harga TBS kelapa sawit membuat sejumlah petani terpaksa mencari kerja sampingan, untuk menambah penghasilan. Sebagian memilih bekerja bangunan, atau menjadi buruh panen di kebun orang lain.
“Sudah setahun juga harga dibawah Rp1000/kilogram. Sekarang ini saja harga pada tingkat petani cuma Rp.800 hingga Rp950/kilogram. Pernah beberapa kali naik, tapi hanya beberapa hari saja, kemudian anjlok lagi dibawah Rp1000/kilogram,” kata Sujono, 36 petani kelapa sawit di Desa Sisumut, Kecamatan Kotapinang.
Dia berharap Pemkab Labuhanbatu Selatan dapat menjembatani, agar ada kemitraan jelas, antara petani dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), sehingga harga TBS kelapa sawit tidak merugikan petani.
Menurutnya, selama ini petani tidak mengetahui apa penyebab turun-naiknya harga TBS kelapa sawit, karena tidak adanya peranan pemerintah. Padahal, untuk perkebunan inti rakyat, harga masih relatif tinggi.
“Nggak tahu juga apa yang membedakannya. Biasanya kalau harga buah diatas Rp1000, lahan saya dua hektare cukup untuk menafkahi istri dan tiga anak, yakni Rp3 juta hingga Rp4 juta per bulan. Namun sekarang hanya berpenghasilan Rp2,5 juta per bulan,” jelasnya.
Humas PMKS PT Nubika Jaya, Permata Hijau Group, Sofyan Nasution sebelumnya mengakui rendahnya harga TBS kelapa sawit dalam setahun terakhir. Menurutnya, harga pembelian di PKS rata-rata hanya berkisar Rp1000 hingga Rp1,300/kilogram.
Sementara, harga pada tingkat petani lebih murah dari pada itu. “Nggak tahu juga apa penyebab rendahnya harga tersebut. Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. Sekarang harga TBS kelapa sawit di PKS kami Rp1,150/kilogram,” jelasnya
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Informasi yang diperoleh, ANTARA, di Kotapinang, Selasa (17/9) sore, harga TBS kelapa sawit pada tingkat petani atau lapangan atau timbang di ancak saat ini berkisar Rp750 hingga Rp950/kilogram, tergantung lokasi lahan. Kondisi itu dirasakan sangat menyulitkan dan belum ada tanda-tanda harga akan membaik.
Rendahnya harga TBS kelapa sawit membuat sejumlah petani terpaksa mencari kerja sampingan, untuk menambah penghasilan. Sebagian memilih bekerja bangunan, atau menjadi buruh panen di kebun orang lain.
“Sudah setahun juga harga dibawah Rp1000/kilogram. Sekarang ini saja harga pada tingkat petani cuma Rp.800 hingga Rp950/kilogram. Pernah beberapa kali naik, tapi hanya beberapa hari saja, kemudian anjlok lagi dibawah Rp1000/kilogram,” kata Sujono, 36 petani kelapa sawit di Desa Sisumut, Kecamatan Kotapinang.
Dia berharap Pemkab Labuhanbatu Selatan dapat menjembatani, agar ada kemitraan jelas, antara petani dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), sehingga harga TBS kelapa sawit tidak merugikan petani.
Menurutnya, selama ini petani tidak mengetahui apa penyebab turun-naiknya harga TBS kelapa sawit, karena tidak adanya peranan pemerintah. Padahal, untuk perkebunan inti rakyat, harga masih relatif tinggi.
“Nggak tahu juga apa yang membedakannya. Biasanya kalau harga buah diatas Rp1000, lahan saya dua hektare cukup untuk menafkahi istri dan tiga anak, yakni Rp3 juta hingga Rp4 juta per bulan. Namun sekarang hanya berpenghasilan Rp2,5 juta per bulan,” jelasnya.
Humas PMKS PT Nubika Jaya, Permata Hijau Group, Sofyan Nasution sebelumnya mengakui rendahnya harga TBS kelapa sawit dalam setahun terakhir. Menurutnya, harga pembelian di PKS rata-rata hanya berkisar Rp1000 hingga Rp1,300/kilogram.
Sementara, harga pada tingkat petani lebih murah dari pada itu. “Nggak tahu juga apa penyebab rendahnya harga tersebut. Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. Sekarang harga TBS kelapa sawit di PKS kami Rp1,150/kilogram,” jelasnya
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019