Tambang Emas Martabe tujuh tahun sudah perjalanan bersama masyarakat guna memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Dalam tujuh tahun perjalanannya, Tambang Emas Martabe telah berkontribusi kepada masyarakat lingkar tambang yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan tersebut.
Baik dari sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, lingkungan, sosial budaya, kearifan lokal, dan produksi rumahan seperti adanya Bagasta salah mitra PT Agincourt Recources (Tambang Emas Martabe) dalam menerima produk asli produk rumahan yang dapat di pasarkan.
Tujuh tahun Tambang Emas Martabe memberikan kontribusi positif di Sumatera Utara terkhusus di Tapanuli Selatan dan lingkar tambang emas terbesar di Sumatera Utara tersebut.
Pemerhati pembangunan dan Sosial Budaya Tapanuli Selatan, Ali Sati Nasution membenarkan manajement Tambang Emas Batangtoru sekarang ini semakin baik dengan menggandeng masyarakat dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dalam bingkai kemitraan Tambang Emas Martabe dengan masyarakat lokal.
Kearifan lokal yang dipenuhui Tambang Emas Martabe telah menjadi wujud nyata yang terus dipertahankan perusahan tambang emas itu dan semakin berlanjut.
Seperti pemberdayaan karyawan masyarakat lokal dengan lebih dari 74 persen tenaga kerja site berasal dari masyarakat lokal dan saat ini konsisten dalam memenuhi kebutuhan dalam komitmen kearifan lokal, kata Wartawan Senior Sumatera Utara tersebut.
"Sangat jelas tujuh tahun Tambang Emas Martabe Bantangtoru telah membangun bersama masyarakat, serta tumbuh bersama dengan segala keperluan dan kepentingan yang ada. Tujuh tahun membangun bersama dengan Tambang Emas Martabe wujud nyata dan keberlanjutan yang tidak dimunafikan oleh masyarakat luas, keberlanjutan ini terus bersama membangun bersama," katanya.
Dari data yang ada, PT Agincourt Recources memiliki 814 karyawan tetap dan kontrak, 779 di antaranya bekerja di Tambang Emas Martabe dan 35 karyawan yang bekerja di kantor perusahaan di Jakarta.
Sebagai tambahan, terdapat 1.833 karyawan kontraktor yang dipekerjakan di tambang, semakin baik tujuh tahun perjalanan kontribusi Tambang Emas Martabe.
Kehadiran Tambang Emas Martabe Batangtoru tidak mengurangi kearifan lokal yang ada disana malahan melibatkan masyarakat yang memiliki sofe skill baik dan sesuai syarat dapat bekerja disana.
Berdasarkan annual report Tambang Emas Martabe Batangtoru, pemegang saham mayoritas PT Agincourt Recources (95%) adalah PT Danusa Tambang Nusantara, yang dimiliki PT United Tractors Tbk (60%) dan PT Pamapersada Nusantara (40%), Sementara 5% saham lainnya dipegang oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Pemprov Sumut melalui PT ANA.
Area operasi saat ini meliputi tiga tambang terbuka dan satu pabrik pengolahan bijih emas carbon-in-leach (CIL) konvensional.
Infrastruktur terkait mencakup jalan angkut, fasilitas penyimpanan material sisa pengolahan atau tailing storage facility (TSF), tangki penyimpanan air baku, bendungan pengendali sedimen, instalasi pengolahan air, laboratorium analisis, gardu induk tegangan tinggi, gudang bahan peledak dan beberapa bengkel kerja.
Fasilitas pendukung meliputi fasilitas tempat tinggal (camp), lapangan olahraga, klinik kesehatan, gedung administrasi, stasiun pengisian bahan bakar dan fasilitas pergudangan.
Konstruksi Tambang Emas Martabe Batangtoru yang dimulai pada tahun 2008 dan produksi emas dan perak dimulai pada tahun 2012.
Per Desember 2018, Tambang Emas Martabe telah berproduksi selama enam setengah tahun, dengan rencana tambang yang disetujui hingga tahun 2033.
Dalam siaran pers Tambang Emas Martabe Batangtoru, CEO PT Agincourt Resources, Tim Duffy yang menerima langsung penghargaan ini menyambut baik atas pencapaian ini.
Menurut Tim Duffy, selama tujuh tahun beroperasi, Tambang Emas Martabe sangat concern dengan program pengembangan masyarakat maupun peduli pada lingkungan di sekitarnya secara konsisten dan berkesinambungan.
Itu terbukti dengan diborongnya 10 penghargaan untuk 10 program pemberdayaan masyarakat di ajang Indonesian Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2019 di Jakarta belum lama ini.
Tentunya Tambang Emas Martabe Batangtoru bersyukur bahwa komitmen perusahan tambang emas ini dalam rangka tujuan guna mencapai berbagai kesuksesan, termasuk operasi yang aman dan efisien, memperhatikan dampak lingkungan.
Serta memastikan bahwa kehadiran perusahaan Tambang Emas Martabe memberikan manfaat sosial jangka panjang yang positif bagi semua pemangku kepentingan lokal dan terbukti mendapatkan aprsesiasi melalui ajang penghargaan tersebut.
"Tentunya ini akan semakin memicu Tambang Emas Martabe dalam memberikan kontribusi yang lebih bermanfaat secara konsisten dan berkelanjutan bagi pengembangan masyarakat lingkar tambang emas Martabe,” ungkap Tim Duffy dalam siaran pers Tambang Emas Martabe.
Tujuh tahun Tambang Emas Martabe telah berdampak langsung kepada masyarakat termaksud dari kalangan jurnalis atau wartawan di Sumatera Utara yang mendapatkan kesempatan sebagai peserta Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) yang sepenuhnya bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Lembaga resmi seperti Dewan Pers yang sepenuhnya Tambang Emas Martabe memberikan kontribusi bersama wartawan.
Selain itu tujuh tahun Tambang Emas Martabe juga telah berkontribusi nyata kepada masyarakat dalam hal sosial yaitu operasi katarak yang sudah bertahun-tahun lamanya terlaksana dan itu gratis tanpa biaya kepada pasien.
Dalam catatan annual report Tambang Emas Martabe sudah melakukan kegiatan operasi yang bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan A New Vision (ANV) dan Kodam I Bukit Barisan.
Pada tahun 2018 merupakan tahun ketujuh penyelenggaraan pemeriksaan mata dan operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe.
Program unggulan di bidang kesehatan ini adalah bukti komitmen kuat perusahaan untuk membantu pemerintah Indonesia memberantas katarak di Sumatera Utara, khususnya di daerah operasional Tambang Emas Martabe.
Lebih lanjut kata Tim Duffy mengatakan, sejak 2011, total yang sudah mengikuti operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe mencapai 7.311 mata dari 6.289 orang.
Lebih dari 5.500 orang telah memiliki pemahaman dasar mengenai katarak melalui Pekan Informasi Katarak, dan lebih dari 20 ribu orang mengikuti pemeriksaan mata gratis.
Secara total, telah lebih dari 25 ribu orang memperoleh manfaat tidak langsung dari seluruh rangkaian program ini tersebut.
Selama tujuh tahun Tambang Emas Martabe, perusahan tersebut juga sangat konsen kepada lahan pertanian, melalaui PT Agincourt Resources juga telah meresmikan program optimalisasi kawasan persawahan terpadu di Desa Batuhula, Kecamatan Batangtoru.
Adapun, optimalisasi persawahan terpadu yang meliputi perbaikan irigasi menggunakan pompa hidram dan panel surya, intensifikasi persawahan dan unit penggilingan padi, merupakan dukungan Tambang Emas Martabe untuk meningkatkan kesejahteraan para petani berkelanjutan.
Direktur Operasional PT Agincourt Resources Ed Cooney menyebutkan, Tambang Emas Martabe telah secara aktif mendukung pengembangan masyarakat terutama di sekitar tambang sejak proyek dimulai untuk memastikan masyarakat merasakan manfaat langsung dari kehadiran tambang.
"Kami selalu memberikan perhatian khusus untuk berbagai program pengembangan masyarakat yang berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus memberikan nilai dan manfaat terutama bagi masyarakat sekitar tambang. Pertanian merupakan salah satu fokus utama perusahaan dalam program pengembangan masyarakat, selain itu tentu saja pendidikan, infratruktur, kesehatan, dan pengembangan ekonomi lokal," ungkap Ed Cooney.
Area persawahan seperti Simpang Alas dan Lapotorop memiliki areal tanam seluas sekitar 50 Hektare dan selama ini hanya mengandalkan tadah hujan sebagai sumber irigasi.
Tak hanya dukungan melalui pembangunan tiga fasilitas, Tambang Emas Martabe juga memberikan dukungan pembekalan teknologi budidaya pertanian jajar legowo yang mampu meningkatkan produktivitas.
Senior Manager Community PT Agincourt Resources Pramana Triwahjudi merinci, dengan adanya optimalisasi ini, luas areal tanam berpotensi berkembang hingga 80 Ha dan terjadi peningkatan volume produksi hingga 30%-40%, serta memberikan peningkatan kualitas hidup kepada 200 petani.
Untuk fasilitas penggilingan padi saat ini memiliki kapasitas produksi mencapai 5 ton per hari. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan lantai jemur seluas 750 m2 serta bangunan gudang dan kantor seluas 270 m2.
"Kualitas beras yang dihasilkan adalah beras premium. Saat ini penggilingan padi dikelola oleh Koperasi Marsada Jaya Bersama, dan itu merupakan upaya tujuh tahun Tambang Emas Martabe memberikan kontribusi kepada masyarakat termaksud masyarakat petani.
Pramana menambahkan, untuk fasilitas pompa hidram dan solar panel, Tambang Emas Martabe telah membangun 10 unit pompa mekanis yang mampu mengalirkan air 50 liter/detik ke sawah.
Adapun, pompa hidram ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar dan mudah perawatannya. Sistem irigasi ini didukung dengan solar panel 9 kW untuk mengoperasikan pompasubmersile yang digunakan untuk mengalirkan kembali air sisa dari pompa hidram dengan volume 13 liter/detik.
"Agincourt Recources juga berharap seluruh fasilitas dukungan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para petani disekitaran lingkar tambang tersebut".
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Dalam tujuh tahun perjalanannya, Tambang Emas Martabe telah berkontribusi kepada masyarakat lingkar tambang yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan tersebut.
Baik dari sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, lingkungan, sosial budaya, kearifan lokal, dan produksi rumahan seperti adanya Bagasta salah mitra PT Agincourt Recources (Tambang Emas Martabe) dalam menerima produk asli produk rumahan yang dapat di pasarkan.
Tujuh tahun Tambang Emas Martabe memberikan kontribusi positif di Sumatera Utara terkhusus di Tapanuli Selatan dan lingkar tambang emas terbesar di Sumatera Utara tersebut.
Pemerhati pembangunan dan Sosial Budaya Tapanuli Selatan, Ali Sati Nasution membenarkan manajement Tambang Emas Batangtoru sekarang ini semakin baik dengan menggandeng masyarakat dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dalam bingkai kemitraan Tambang Emas Martabe dengan masyarakat lokal.
Kearifan lokal yang dipenuhui Tambang Emas Martabe telah menjadi wujud nyata yang terus dipertahankan perusahan tambang emas itu dan semakin berlanjut.
Seperti pemberdayaan karyawan masyarakat lokal dengan lebih dari 74 persen tenaga kerja site berasal dari masyarakat lokal dan saat ini konsisten dalam memenuhi kebutuhan dalam komitmen kearifan lokal, kata Wartawan Senior Sumatera Utara tersebut.
"Sangat jelas tujuh tahun Tambang Emas Martabe Bantangtoru telah membangun bersama masyarakat, serta tumbuh bersama dengan segala keperluan dan kepentingan yang ada. Tujuh tahun membangun bersama dengan Tambang Emas Martabe wujud nyata dan keberlanjutan yang tidak dimunafikan oleh masyarakat luas, keberlanjutan ini terus bersama membangun bersama," katanya.
Dari data yang ada, PT Agincourt Recources memiliki 814 karyawan tetap dan kontrak, 779 di antaranya bekerja di Tambang Emas Martabe dan 35 karyawan yang bekerja di kantor perusahaan di Jakarta.
Sebagai tambahan, terdapat 1.833 karyawan kontraktor yang dipekerjakan di tambang, semakin baik tujuh tahun perjalanan kontribusi Tambang Emas Martabe.
Kehadiran Tambang Emas Martabe Batangtoru tidak mengurangi kearifan lokal yang ada disana malahan melibatkan masyarakat yang memiliki sofe skill baik dan sesuai syarat dapat bekerja disana.
Berdasarkan annual report Tambang Emas Martabe Batangtoru, pemegang saham mayoritas PT Agincourt Recources (95%) adalah PT Danusa Tambang Nusantara, yang dimiliki PT United Tractors Tbk (60%) dan PT Pamapersada Nusantara (40%), Sementara 5% saham lainnya dipegang oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Pemprov Sumut melalui PT ANA.
Area operasi saat ini meliputi tiga tambang terbuka dan satu pabrik pengolahan bijih emas carbon-in-leach (CIL) konvensional.
Infrastruktur terkait mencakup jalan angkut, fasilitas penyimpanan material sisa pengolahan atau tailing storage facility (TSF), tangki penyimpanan air baku, bendungan pengendali sedimen, instalasi pengolahan air, laboratorium analisis, gardu induk tegangan tinggi, gudang bahan peledak dan beberapa bengkel kerja.
Fasilitas pendukung meliputi fasilitas tempat tinggal (camp), lapangan olahraga, klinik kesehatan, gedung administrasi, stasiun pengisian bahan bakar dan fasilitas pergudangan.
Konstruksi Tambang Emas Martabe Batangtoru yang dimulai pada tahun 2008 dan produksi emas dan perak dimulai pada tahun 2012.
Per Desember 2018, Tambang Emas Martabe telah berproduksi selama enam setengah tahun, dengan rencana tambang yang disetujui hingga tahun 2033.
Dalam siaran pers Tambang Emas Martabe Batangtoru, CEO PT Agincourt Resources, Tim Duffy yang menerima langsung penghargaan ini menyambut baik atas pencapaian ini.
Menurut Tim Duffy, selama tujuh tahun beroperasi, Tambang Emas Martabe sangat concern dengan program pengembangan masyarakat maupun peduli pada lingkungan di sekitarnya secara konsisten dan berkesinambungan.
Itu terbukti dengan diborongnya 10 penghargaan untuk 10 program pemberdayaan masyarakat di ajang Indonesian Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2019 di Jakarta belum lama ini.
Tentunya Tambang Emas Martabe Batangtoru bersyukur bahwa komitmen perusahan tambang emas ini dalam rangka tujuan guna mencapai berbagai kesuksesan, termasuk operasi yang aman dan efisien, memperhatikan dampak lingkungan.
Serta memastikan bahwa kehadiran perusahaan Tambang Emas Martabe memberikan manfaat sosial jangka panjang yang positif bagi semua pemangku kepentingan lokal dan terbukti mendapatkan aprsesiasi melalui ajang penghargaan tersebut.
"Tentunya ini akan semakin memicu Tambang Emas Martabe dalam memberikan kontribusi yang lebih bermanfaat secara konsisten dan berkelanjutan bagi pengembangan masyarakat lingkar tambang emas Martabe,” ungkap Tim Duffy dalam siaran pers Tambang Emas Martabe.
Tujuh tahun Tambang Emas Martabe telah berdampak langsung kepada masyarakat termaksud dari kalangan jurnalis atau wartawan di Sumatera Utara yang mendapatkan kesempatan sebagai peserta Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) yang sepenuhnya bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Lembaga resmi seperti Dewan Pers yang sepenuhnya Tambang Emas Martabe memberikan kontribusi bersama wartawan.
Selain itu tujuh tahun Tambang Emas Martabe juga telah berkontribusi nyata kepada masyarakat dalam hal sosial yaitu operasi katarak yang sudah bertahun-tahun lamanya terlaksana dan itu gratis tanpa biaya kepada pasien.
Dalam catatan annual report Tambang Emas Martabe sudah melakukan kegiatan operasi yang bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan A New Vision (ANV) dan Kodam I Bukit Barisan.
Pada tahun 2018 merupakan tahun ketujuh penyelenggaraan pemeriksaan mata dan operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe.
Program unggulan di bidang kesehatan ini adalah bukti komitmen kuat perusahaan untuk membantu pemerintah Indonesia memberantas katarak di Sumatera Utara, khususnya di daerah operasional Tambang Emas Martabe.
Lebih lanjut kata Tim Duffy mengatakan, sejak 2011, total yang sudah mengikuti operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe mencapai 7.311 mata dari 6.289 orang.
Lebih dari 5.500 orang telah memiliki pemahaman dasar mengenai katarak melalui Pekan Informasi Katarak, dan lebih dari 20 ribu orang mengikuti pemeriksaan mata gratis.
Secara total, telah lebih dari 25 ribu orang memperoleh manfaat tidak langsung dari seluruh rangkaian program ini tersebut.
Selama tujuh tahun Tambang Emas Martabe, perusahan tersebut juga sangat konsen kepada lahan pertanian, melalaui PT Agincourt Resources juga telah meresmikan program optimalisasi kawasan persawahan terpadu di Desa Batuhula, Kecamatan Batangtoru.
Adapun, optimalisasi persawahan terpadu yang meliputi perbaikan irigasi menggunakan pompa hidram dan panel surya, intensifikasi persawahan dan unit penggilingan padi, merupakan dukungan Tambang Emas Martabe untuk meningkatkan kesejahteraan para petani berkelanjutan.
Direktur Operasional PT Agincourt Resources Ed Cooney menyebutkan, Tambang Emas Martabe telah secara aktif mendukung pengembangan masyarakat terutama di sekitar tambang sejak proyek dimulai untuk memastikan masyarakat merasakan manfaat langsung dari kehadiran tambang.
"Kami selalu memberikan perhatian khusus untuk berbagai program pengembangan masyarakat yang berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus memberikan nilai dan manfaat terutama bagi masyarakat sekitar tambang. Pertanian merupakan salah satu fokus utama perusahaan dalam program pengembangan masyarakat, selain itu tentu saja pendidikan, infratruktur, kesehatan, dan pengembangan ekonomi lokal," ungkap Ed Cooney.
Area persawahan seperti Simpang Alas dan Lapotorop memiliki areal tanam seluas sekitar 50 Hektare dan selama ini hanya mengandalkan tadah hujan sebagai sumber irigasi.
Tak hanya dukungan melalui pembangunan tiga fasilitas, Tambang Emas Martabe juga memberikan dukungan pembekalan teknologi budidaya pertanian jajar legowo yang mampu meningkatkan produktivitas.
Senior Manager Community PT Agincourt Resources Pramana Triwahjudi merinci, dengan adanya optimalisasi ini, luas areal tanam berpotensi berkembang hingga 80 Ha dan terjadi peningkatan volume produksi hingga 30%-40%, serta memberikan peningkatan kualitas hidup kepada 200 petani.
Untuk fasilitas penggilingan padi saat ini memiliki kapasitas produksi mencapai 5 ton per hari. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan lantai jemur seluas 750 m2 serta bangunan gudang dan kantor seluas 270 m2.
"Kualitas beras yang dihasilkan adalah beras premium. Saat ini penggilingan padi dikelola oleh Koperasi Marsada Jaya Bersama, dan itu merupakan upaya tujuh tahun Tambang Emas Martabe memberikan kontribusi kepada masyarakat termaksud masyarakat petani.
Pramana menambahkan, untuk fasilitas pompa hidram dan solar panel, Tambang Emas Martabe telah membangun 10 unit pompa mekanis yang mampu mengalirkan air 50 liter/detik ke sawah.
Adapun, pompa hidram ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar dan mudah perawatannya. Sistem irigasi ini didukung dengan solar panel 9 kW untuk mengoperasikan pompasubmersile yang digunakan untuk mengalirkan kembali air sisa dari pompa hidram dengan volume 13 liter/detik.
"Agincourt Recources juga berharap seluruh fasilitas dukungan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para petani disekitaran lingkar tambang tersebut".
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019