Untung tak dapat diraih. Malang tak dapat ditolak. Nasib orang tiada yang bisa menduga. Kendati sempat diserang dan diterkam buaya sepanjang 8 meter, tapi kalau belum ajal, maka nyawa pun selamat.
Kisah itulah yang dialami Mesran, warga Dusun Tanjungalam Desa Simangalam Kecamatan Kualuhselatan Labuhanbatu Utara.
Pria yang berusia 65 tahun itu berhasil selamat dari kejaran si raja air setelah meneriakkan kalimah 'Allahu Akbar'.
Dari informasi yang dirangkum Minggu, peristiwa lelaki gaek yang berkerja sebagai nelayan itu terjadi pada Jumat (6/9) sekira pukul 07.00 WIB. Saat itu, dirinya bersama putranya Syahdan (30) sedang melakukan aktivitas mencari ikan.
Baca juga: Pemancing ikan tradisional terluka diterkam buaya
Ia berangkat dari rumah sekira pukul 05.30 WIB. Selanjutnya dengan menggunakan sampan ia pun mencek taut (pancing) yang telah dipasang di sungai tersebut. Pada saat itu, satu tautnya berhasil mendapatkan ikan baung. Kemudian ia memutus tali taut itu dan memasukkan ikan ke dalam laci sampan.
Pada saat itulah, setahu bagaimana seekor buaya yang menurutnya panjangnya sekitar 8 meter menyerang sampannya. Akibatnya sampannya karam dan ia pun berenang. Namun buaya tersebut terus mengejar dan berhasil menggigit pahanya.
Pada saat itulah, ia pun berteriak mengucapkan kalimat Allahu Akbar. Luar biasa. Buaya itupun melepaskan dirinya dan ia pun berenang sekuat tenaga ke tepi sungai. Peristiwa mengerikan itu hanya disaksikan putranya.
Akibat luka yang dideritanya, Misran yang bekerja sebagai pencari ikan sejak sekitar tahun 1981 itu pun menerima 16 jahitan di paha kanannya. Ia pun berharap agar pemerintah atau pihak berkompeten dapat memindahkan buaya yang ada di sungai tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Kisah itulah yang dialami Mesran, warga Dusun Tanjungalam Desa Simangalam Kecamatan Kualuhselatan Labuhanbatu Utara.
Pria yang berusia 65 tahun itu berhasil selamat dari kejaran si raja air setelah meneriakkan kalimah 'Allahu Akbar'.
Dari informasi yang dirangkum Minggu, peristiwa lelaki gaek yang berkerja sebagai nelayan itu terjadi pada Jumat (6/9) sekira pukul 07.00 WIB. Saat itu, dirinya bersama putranya Syahdan (30) sedang melakukan aktivitas mencari ikan.
Baca juga: Pemancing ikan tradisional terluka diterkam buaya
Ia berangkat dari rumah sekira pukul 05.30 WIB. Selanjutnya dengan menggunakan sampan ia pun mencek taut (pancing) yang telah dipasang di sungai tersebut. Pada saat itu, satu tautnya berhasil mendapatkan ikan baung. Kemudian ia memutus tali taut itu dan memasukkan ikan ke dalam laci sampan.
Pada saat itulah, setahu bagaimana seekor buaya yang menurutnya panjangnya sekitar 8 meter menyerang sampannya. Akibatnya sampannya karam dan ia pun berenang. Namun buaya tersebut terus mengejar dan berhasil menggigit pahanya.
Pada saat itulah, ia pun berteriak mengucapkan kalimat Allahu Akbar. Luar biasa. Buaya itupun melepaskan dirinya dan ia pun berenang sekuat tenaga ke tepi sungai. Peristiwa mengerikan itu hanya disaksikan putranya.
Akibat luka yang dideritanya, Misran yang bekerja sebagai pencari ikan sejak sekitar tahun 1981 itu pun menerima 16 jahitan di paha kanannya. Ia pun berharap agar pemerintah atau pihak berkompeten dapat memindahkan buaya yang ada di sungai tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019