Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) dan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Labuhanbatu Utara bertindak cepat menyikapi kasus pemukulan siswa SD yang viral belakangan ini.

Bertempat di kantor Kepala Desa Siamporik Kecamatan Kualuhselatan, siswa yang menjadi korban bernama FR (10) dan pelaku AT serta RP menjalani terapi kejiwaan. Hal itu dilakukan guna mengetahui dampak psikologis yang muncul pascaperistiwa yang viral di media sosial itu.

Psikolog yang datang dan 'memeriksa' kejiwaan ketiga anak tersebut adalah Indawati Sinaga SPsi CGA Psikolog dan Wiwy Pebriabi Mzs SPsi yang datang dari Rantauprapat. Pemeriksaan dilakukan di ruang kerja Kades Siamporik Sahat M Sianipar, Rabu (28/8).

Sebelumnya, Wakil Ketua KPAD Labura Drs H Khairuddin Marpaung dan Kadis PPPA Dra Hj Nursaadah MM didampingi Komisioner KPAD Rahmat Tambunan SE dan SN Sitompul melakukan dialog dengan ketiga bocah itu.

Dalam perbincangan tersebut, ketiga anak yang masih terjalin hubungan keluarga dan bertetangga tersebut terlihat akrab. Tidak ada terlihat dendam atau sakit hati di antara mereka. Ini terlihat saat mereka memakan kue. Diantara mereka bahkan ada yang saling menyuapi.

Kegiatan yang berlangsung pada sore hari itu juga dihadiri orang tua korban Kamal Ritonga dan Ratna. Sedangkan dari pihak pelaku didampingi sanak keluarga mereka masing-masing.

Kegiatan itu juga turut dihadiri Kadis Pendidikan dan Kebudayaan H Suryaman Munthe MPd, Camat Kualuhhulu Abd Hariman SPd dan Kapolsek Kualuhhulu AKP Asmon Bufitra SH. Selain itu sejumlah warga juga datang menyaksikan.

Pewarta: Sukardi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019