Bus listrik milik PT Mobil Anak Bangsa (MAB) menjajal jalanan Jakarta untuk mengetahui performa bus hemat energi yang akan dioperasikan guna mengurangi polusi udara di ibu kota.
Bus MAB seri MD12-E itu menyusuri mulai dari Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Thamrin, Jalan Sudirman serta memutar di Bundaran Semanggi, menuju Bundaran Semanggi, Jalan KH Agus Salim dan kembali ke Jalan Medan Merdeka Barat.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi saat menjajal bus tersebut di Jakarta, Rabu mengatakan bus listrik sudah lolos uji tipe.
“Bus ini sudah lolos uji tipe, artinya bus tipe ini sudah bisa diproduksi secara massal,” kata Budi.
Budi mengatakan pihaknya siap mendukung penerapan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan.
“Saya yakin dengan Perpres 55 tahun 2019 dari Kemenhub Darat ini akan bisa membantu mendukung sepenuhnya dari pihak pabrikan atau kemudian siapa yang memproduksi di Indonesia dan intinya kami siap mendukung sepenuhnya Perpres ini, sehingga nanti secara jumlah untuk kendaraan listrik akan saya dorong,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknik Bambang Tri Soepandji PT Mobil Anak Bangsa menyebutkan sudah ada tiga tipe bus listrik yang akan dibuat, di antaranya Electric Bus MD12-E, Electric Bus MD12-E NF Intercity Bus, dan Electric Bud MD12-E NF City Bus.
Bus MD12-E mampu menempuh kecepatan maksimal sampai 70 kilometer per jam dengan jarak hingga 250 kilometer per jam dalam daya yang penuh.
Bus tersebut dilengkapi 12 baterai tipe LiFePo dengan kapasitas 259,2 Kwh dan waktu mengisi daya selama tiga jam.
“Untuk baterai masih beli dari luar, di Indonesia memang ada pabrik baterai karena belum ada pemesan jadi belum buat. Indonesia sudah siap, tapi kenapa enggak siap karena belum ada pemesan,” ujarnya.
Terkait kemampuan daya angkut bus tersebut, Bambang mengatakan bisa sampai 18 ton.
“Kalau secara kekuatan bus kami mengikuti regulasi dari pemerintah, dengan panjang 13 meter maksimal kekuatan 16 ton, namun ketika ada penumpang yang overload masih mampu menampung maksimal sumbu beratnya untuk 18 ton,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019