Juara dunia bulu tangkis Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan disambut dengan kalungan bunga ketika tiba di Tanah Air, Selasa, usai merebut medali emas di Kejuaraan Dunia BWF 2019 di Basel, Swiss.
Ganda putra berjuluk The Daddies itu tiba di terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 20:00 WIB dan disambut oleh keluarga dan juga Ketua Umum PB PBSI Wiranto beserta sejumlah ofisial federasi bulu tangkis Indonesia.
"Malam ini kita bersyukur bisa menyambut kontingen bulu tangkis kita yang melaksanakan pertandingan kejuaraan dunia di Swiss," kata Wiranto.
"Suatu bangsa kebanggaannya banyak, bisa dari banyak bidang. Tapi salah satu kebanggaan suatu bangsa adalah dari olah raga. Dan olah raga yang terus memberikan sumbangsih dan kebanggaan bagi bangsa ini adalah bulu tangkis."
"Kita bersyukur bahwa kita masih dapat tempatkan salah satu pasangan kita, Hendra/Ahsan, menjadi juara dunia."
Ahsan/Hendra yang menjadi unggulan keempat mengalahkan unggulan ke-12 asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dalam pertarungan tiga gim 25-23, 9-21, 21-15.
Dengan kemenangan atas pasangan Jepang itu, Hendra menyamai rekor empat medali emas yang diraih Cai Yun dan Fu Haifeng asal China sebagai sebagai atlet terbanyak yang memperoleh gelar juara dunia ganda putra. Salah satu medali emas Hendra diraih ketika berpasangan dengan Markis Kido pada 2007
Sedangkan Ahsan baru tiga gelar, yang semuanya diraih bersama Hendra (2013,2015 dan 2019).
Ini juga menjadi pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, sejak Cai dan Fu pada 2009, juara All England meraih gelar di Kejuaraan Dunia pada tahun yang sama.
Baca juga: Pelatih cukup puas dengan hasil ganda putra di Kejuaraan Dunia
"Alhamdulillah bisa juara dunia lagi. Bagi saya final merupakan pertandingan paling berkesan karena semua orang ingin juara. Atmosfernya juga beda, lawan kami lebih muda dan kuat. Kita juga mau bertarung di hari kemerdekaan ini." kata Ahsan.
Sementara itu Hendra (35), yang menjadi pemain tertua di kejuaraan tersebut, bersyukur masih bisa tampil prima dan merebut gelar untuk kali keempatnya.
"Tidak menyangka, tapi saya bersyukur masih bisa main sampai sekarang," kata Hendra.
Setelah memboyong gelar di kejuaraan dunia, Ahsan/Hendra yang kini naik ke peringkat dua dunia itu mengincar tiket ke Olimpiade 2020 di Tokyo.
"Perjuangan masih panjang. Yang muda-muda juga pasti tidak mau kalah. Kita persiapkan untuk itu," kata Ahsan.
Dua wakil Indonesia lainnya yang mendapatkan medali perunggu; ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto turut disambut dengan kalungan bunga malam itu bersama pelatih ganda putra Herry IP, manajer tim Susy Susanti, dan Chef de Mission Achmad Budiharto.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Ganda putra berjuluk The Daddies itu tiba di terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 20:00 WIB dan disambut oleh keluarga dan juga Ketua Umum PB PBSI Wiranto beserta sejumlah ofisial federasi bulu tangkis Indonesia.
"Malam ini kita bersyukur bisa menyambut kontingen bulu tangkis kita yang melaksanakan pertandingan kejuaraan dunia di Swiss," kata Wiranto.
"Suatu bangsa kebanggaannya banyak, bisa dari banyak bidang. Tapi salah satu kebanggaan suatu bangsa adalah dari olah raga. Dan olah raga yang terus memberikan sumbangsih dan kebanggaan bagi bangsa ini adalah bulu tangkis."
"Kita bersyukur bahwa kita masih dapat tempatkan salah satu pasangan kita, Hendra/Ahsan, menjadi juara dunia."
Ahsan/Hendra yang menjadi unggulan keempat mengalahkan unggulan ke-12 asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dalam pertarungan tiga gim 25-23, 9-21, 21-15.
Dengan kemenangan atas pasangan Jepang itu, Hendra menyamai rekor empat medali emas yang diraih Cai Yun dan Fu Haifeng asal China sebagai sebagai atlet terbanyak yang memperoleh gelar juara dunia ganda putra. Salah satu medali emas Hendra diraih ketika berpasangan dengan Markis Kido pada 2007
Sedangkan Ahsan baru tiga gelar, yang semuanya diraih bersama Hendra (2013,2015 dan 2019).
Ini juga menjadi pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, sejak Cai dan Fu pada 2009, juara All England meraih gelar di Kejuaraan Dunia pada tahun yang sama.
Baca juga: Pelatih cukup puas dengan hasil ganda putra di Kejuaraan Dunia
"Alhamdulillah bisa juara dunia lagi. Bagi saya final merupakan pertandingan paling berkesan karena semua orang ingin juara. Atmosfernya juga beda, lawan kami lebih muda dan kuat. Kita juga mau bertarung di hari kemerdekaan ini." kata Ahsan.
Sementara itu Hendra (35), yang menjadi pemain tertua di kejuaraan tersebut, bersyukur masih bisa tampil prima dan merebut gelar untuk kali keempatnya.
"Tidak menyangka, tapi saya bersyukur masih bisa main sampai sekarang," kata Hendra.
Setelah memboyong gelar di kejuaraan dunia, Ahsan/Hendra yang kini naik ke peringkat dua dunia itu mengincar tiket ke Olimpiade 2020 di Tokyo.
"Perjuangan masih panjang. Yang muda-muda juga pasti tidak mau kalah. Kita persiapkan untuk itu," kata Ahsan.
Dua wakil Indonesia lainnya yang mendapatkan medali perunggu; ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto turut disambut dengan kalungan bunga malam itu bersama pelatih ganda putra Herry IP, manajer tim Susy Susanti, dan Chef de Mission Achmad Budiharto.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019