Ribuan warga pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten hingga kini masih bertahan di pengungsi di perbukitan dan pegunungan pasca-gempa berkekuatan 7,4 skala richter (SR).

"Kami bersama warga lainnya masih tinggal di pengungsian karena khawatir ada gempa susulan," kata Kepala Seksi Trantrib Kecamatan Bayah Usep saat dihubungi di Rangkasbitung, Banten, Jumat.

Masyarakat pesisir pantai selatan Kabupaten Lebak mulai Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan dan Bayah mengungsi ke tempat yang lebih aman dari ancaman gempa dan tsunami.

Mereka warga berlarian juga menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat ke perbukitan dan pegunungan pascagempa 7,4 SR.

Sebab, masyarakat pesisir selatan mengetahui daerahnya itu masuk zona merah gempa dan tsunami.

Pesisir pantai selatan Kabupaten Lebak berhadapan dengan Perairan Samudera Hindia.

"Kami mengimbau warga tetap tinggal di pengungsian dan tidak panik," katanya.

Baca juga: BMKG cabut peringatan dini tsunami pascagempa 7,4 SR di Banten

Baca juga: LIPI sebut gempa magnitudo 7,4 berulang 30-50 tahun

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan dini tsunami akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,4 di Banten.

Peringatan dini tsunami resmi dicabut sejak pukul 21.35 WIB.

"Peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa Mag:7.4, 02-Agu-19 19:03:25 WIB, dinyatakan telah berakhir," demikian laporan BMKG.

Gempa tektonik tersebut berada di Samudera Hindia Selatan Selat Sunda. Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa Banten ini memiliki magnitudo awal M 7,4 selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo M=6,9.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019