Warga Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, Minggu, sempat panik akibat gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter yang mengguncang Kepulauan Nias.

Sejumlah warga yang sedang mengikuti kebaktian di sejumlah gereja sempat berhamburan keluar akibat kuatnya guncangan gempa.

Sarah, salah satu jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia, mengaku sangat kaget ketika tiba-tiba kursi yang dia duduki saat kebaktian terguncang dengan kuat.

Dia bahkan sempat melihat keluar gereja, sejumlah jemaat gereja GNKP Indonesia di Jalan Sudirman, Kota Gunungsitoli yang sedang menunggu kebaktian kedua selesai berhamburan keluar pagar.

"Saya sedang kebaktian ketika terjadi gempa, dan saya lihat banyak jemaat yang sedang menunggu di luar berhamburan keluar pagar," ujarnya.

Kepala Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) Gunungsitoli Djati Kuncoro melalui pesan singkat memberitahu jika gempa terjadi sekitar pukul 10.03.09 WIB itu tidak berpotensi tsunami.

"Sesuai hasil analisis BMKG, gempa bumi yang terjadi memiliki kekuatan 5,8 Skala Richter pada koordinat 0,52 LU dan 98,39 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 68 km tenggara Nias Selatan pada kedalaman 48 km," ujarnya.

Menurut dia, dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi tersebut termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal.

Gempa terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia, tepatnya di zona megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.

Konvergensi kedua lempeng tersebut, kata Djati, membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran kombinasi penyesaran mendatar-turun-turun (oblique-normal fault)," ujarnya.

Selain di Kota Gunungsitoli, guncangan gempa bumi juga dirasakan di Padang Panjang, Bukit Tinggi dan Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Kemudian di Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias dan hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Dia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Masyarakat diminta untuk memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," ucapnya.

Pewarta: Irwanto

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019