Penerbangan tambahan Garuda Indonesia diperkirakan menurun pada Lebaran 2019, terutama tujuan Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, karena adanya Tol Trans Jawa dan tiket pesawat naik.
“Kemungkinannya adalah Yogyakarta itu agak berkurang. Semarang karena ada tol, kemungkinan itu,” kata Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah usai Public Expose Insidentil di Hangar 2 GMF AeroAsia, Tangerang, Banten, Rabu.
Pikri menambahkan slot untuk penerbangan reguler pun masih tersedia, sehingga ia belum mengajukan penerbangan tambahan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Jadi kalau kita lihat slot yang sekarang kami gunakan sebenarnya cukup. Jakarta-Surabaya biasanya 16 kali ini 10 kali, Yogyakarta biasanya 12 kali sekarang delapan sampai sembilan kali,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, pengurangan frekuensi juga dikarenakan penggantian jenis pesawat dari berbadan sedang (narrow body) ke berbadan besar (wide body).
Pikri mengatakan bahwa dua minggu pertama Bulan Ramadhan masih sepi karena orang enggan bepergian.
“Memang low season. Tanggal 24 (Mei) akan naik. Orang Indonesia itu dua minggu puasa itu enggak mau pergi,” katanya.
Namun, dia masih meyakini pada puncak arus mudik dan balik nanti akan ada peningkatan penumpang 20 persen. Ia juga telah menyiapkan sebanyak 50.000 kursi selama angkutan Lebaran 2019.
Sebelumnya, penumpang pesawat yang terhitung di bandara wilayah operasi PT Angkasa Pura I turun hingga 3,5 juta orang selama triwulan I 2019.
“Yang jelas tiga bulan pertama itu, triwulan I, angka kami laporkan sekitar 3,5 juta penumpang, drop dari 2018,” kata Direktur Pelayanan dan Pemasaran Angkasa Pura I Devi W Suradji.
Devi mengatakan penyebabnya bukan hanya harga tiket yang mahal, melainkan juga adanya tol dan banyaknya bencana yang mempengaruhi pola pergerakan penumpang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019