Perwakilan Bank Indonesia Rizky Rahmawaty  menjelaskan terkait perkembangan inflasi di Sumatera Utara selama bulan Maret 2019, seluruh kota IHK di Sumut mengalami inflasi bila digabungkan mencapai 0,30 persen.

Hal itu disampaikannya saat rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Langkat, di Stabat, Jumat.

Adapun kota yang mengalami inflasi itu antara lain Kota Sibolga sebesar 0,24 persen, Kota Pematang Siantar sebesar 0,27 persen, Kota Medan sebesar 0,32 persen dan Kota Padang Sidimpuan sebesar 0,25 persen, dengan demikian gabungan 4 IHK di Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 0,30 persen.

Menurutnya, inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditujukkan oleh naiknya indeks empat kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,67 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok sandang sebesar 0,41 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,67 persen.

Untuk komoditas utama penyumbang inflasi selama Maret 2019 di Kota Medan antara lain cabai merah, bawang merah, bawang putih, baju kaos berkerah laki-laki, pasta gigi, daging ayam ras dan jeruk.

Guna mengatasi itu semua, Bank Indonesia mengharapkan TPID Langkat dapat fokus pada program 4 K yaitu ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif, katanya.

Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Langkat Sutrisuanto menyamoaikan untuk lebih memastikan lagi akan melakukan peninjauan pasar tradisional guna memantau ketersediaan pasokan dan perkembangan harga barang kebutuhan pokok menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah.

Direncanakan akan dilakukan di tiga wilayah Kecamatan Kuala, Selasa (30/4), Kecamatan Babalan Kamis (2/5), Kecamatan Stabat, Jumat (3/5).
 

Pewarta: H.Imam Fauzi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019