Minyak mentah berjangka Brent menguat ke level tertinggi lima bulan pada Senin pagi, setelah Washington Post mengatakan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan mengumumkan "bahwa pada 2 Mei, Departemen Luar Negeri tidak akan lagi memberikan keringanan sanksi kepada negara mana pun yang saat ini mengimpor minyak mentah atau kondensat dari Iran."
Pasar ekuitas lesu dengan indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang, sedikit berubah.
Indeks berada dalam kisaran tertinggi sembilan bulan pada Kamis (18/4/2019) setelah data ekonomi China mengalahkan ekspektasi dan meredakan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi dunia.
Namun demikian, kemajuan melambat karena banyak pasar di Asia, Eropa dan Amerika Utara ditutup untuk libur perayaan Jumat Agung (19/4).
"Ekuitas akan menunggu laporan laba perusahaan lebih lanjut untuk insentif langsung. Sementara itu indikator-indikator ekonomi yang kuat, terutama dari China, telah membantu sentimen, mereka belum membentuk tren yang kuat," kata Soichiro Monji, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management di Tokyo.
"Pembicaraan perdagangan AS-China akan berakhir dengan satu atau lain cara agar tren terbentuk."
Indeks KOSPI Korea Selatan hampir datar dan Nikkei Jepang turun 0,2 persen.
Sementara itu, indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya melemah menjadi 97,399.
Indeks masih dalam jarak sentuh tertinggi satu setengah bulan yang dicapai pada Kamis (18/4) setelah data penjualan ritel AS stabil.
Euro sedikit berubah pada 1,1244 dolar setelah terpukul akhir pekan lalu menyusul rilis indeks pembelian manajer (PMI) menunjukkan aktivitas manufaktur yang lemah di Eropa.
Dolar stabil di 111,91 yen.
Dolar Australia, sensitif terhadap pergeseran sentimen risiko, turun 0,1 persen menjadi 0,7147 dolar.
Dolar Kanada, di sisi lain, menambahkan 0,1 persen menjadi 1,3381 dolar berkat kenaikan harga minyak mentah.
Minyak mentah Brent naik 0,83 persen menjadi 72,57 dolar AS per barel setelah menyentuh 72,58 dolar, tertinggi sejak 8 November 2018, didukung oleh laporan Washington Post.
Minyak mentah berjangka AS naik 0,84 persen menjadi 64,54 dolar AS per barel.
AS menerapkan kembali sanksi pada November terhadap ekspor minyak Iran setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia. Washington menekan Iran untuk membatasi program nuklirnya dan berhenti mendukung proksi militan di Timur Tengah.
Minyak mentah memperpanjang kenaikan dari minggu lalu, karena penurunan ekspor minyak mentah dari pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, dan pengurangan rig pengeboran AS serta penurunan persediaan minyak mendukung harga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Pasar ekuitas lesu dengan indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang, sedikit berubah.
Indeks berada dalam kisaran tertinggi sembilan bulan pada Kamis (18/4/2019) setelah data ekonomi China mengalahkan ekspektasi dan meredakan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi dunia.
Namun demikian, kemajuan melambat karena banyak pasar di Asia, Eropa dan Amerika Utara ditutup untuk libur perayaan Jumat Agung (19/4).
"Ekuitas akan menunggu laporan laba perusahaan lebih lanjut untuk insentif langsung. Sementara itu indikator-indikator ekonomi yang kuat, terutama dari China, telah membantu sentimen, mereka belum membentuk tren yang kuat," kata Soichiro Monji, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management di Tokyo.
"Pembicaraan perdagangan AS-China akan berakhir dengan satu atau lain cara agar tren terbentuk."
Indeks KOSPI Korea Selatan hampir datar dan Nikkei Jepang turun 0,2 persen.
Sementara itu, indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya melemah menjadi 97,399.
Indeks masih dalam jarak sentuh tertinggi satu setengah bulan yang dicapai pada Kamis (18/4) setelah data penjualan ritel AS stabil.
Euro sedikit berubah pada 1,1244 dolar setelah terpukul akhir pekan lalu menyusul rilis indeks pembelian manajer (PMI) menunjukkan aktivitas manufaktur yang lemah di Eropa.
Dolar stabil di 111,91 yen.
Dolar Australia, sensitif terhadap pergeseran sentimen risiko, turun 0,1 persen menjadi 0,7147 dolar.
Dolar Kanada, di sisi lain, menambahkan 0,1 persen menjadi 1,3381 dolar berkat kenaikan harga minyak mentah.
Minyak mentah Brent naik 0,83 persen menjadi 72,57 dolar AS per barel setelah menyentuh 72,58 dolar, tertinggi sejak 8 November 2018, didukung oleh laporan Washington Post.
Minyak mentah berjangka AS naik 0,84 persen menjadi 64,54 dolar AS per barel.
AS menerapkan kembali sanksi pada November terhadap ekspor minyak Iran setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia. Washington menekan Iran untuk membatasi program nuklirnya dan berhenti mendukung proksi militan di Timur Tengah.
Minyak mentah memperpanjang kenaikan dari minggu lalu, karena penurunan ekspor minyak mentah dari pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, dan pengurangan rig pengeboran AS serta penurunan persediaan minyak mendukung harga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019