Pemerintah Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, sekitar delapan hektare lahan perkebunan yang ditanami dengan kelapa sawit merupakan milik perusahaan, dan masyarakat setempat terbakar di dua daerah di Aceh, Rabu (10/4).
"Bahkan, enam hektare di antaranya lahan sawit milik masyarakat terletak di Gampong (desa) Padang Beurahan, Bakongan, Aceh Selatan, masih terbakar hingga kini," terang Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Kamis.
Ia menyebut, petugas pemadaman kebakaran dari instansi terkait termasuk TNI/Polri belum berhasil memadamkan api menemui kendala, seperti akses jalan menuju lokasi kebakaran tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.
Namun petugas telah melakukan penanganan berupa membatasi area lahan yang terbakar, supaya kebakaran tidak merembet ke lahan yang belum terbakar di kawasan semak belukar dan ditumbuhi oleh gambut dalam kondisi kering.
Pemilik lahan kelapa sawit yang terbakar ini bernama Wahab (54), beliau menetap di Gampong Darul Ikhsan, dan Juliadi (40), yang tinggal di Gampong Keude. Kedua gampong ini berada di Kecamatan Bakongan, Aceh Selatan.
"Petugas di lapangan, terpaksa harus berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer ke lokasi kebakaran demi mengupayakan pemadaman. Hingga siang ini, mereka masih melakukan upaya pemadaman," tegasnya.
Ia mengatakan, sedangkan dua hektare lagi sisanya, kebakaran terjadi di lahan kelapa sawit merupakan milik PT Perkebunan Nusantara terdapat di Kampung Lalang, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.
"Kalau kebakaran yang terjadi di Aceh Timur, kemarin sore sekitar pukul 16.20 WIB telah dipadamkan dengan menurunkan satu unit armada damkar (pemadaman kebakaran)," tegas Dadek.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta 23 kabupaten/kota di Aceh untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan menyusul masuknya musim kemarau di provinsi paling barat Indonesia ini.
"Kita (Aceh) telah berada di musim kemarau, sehingga bahaya kebakaran perlu diwaspadai oleh warga setempat. Terutama hutan, dan lahan maupun pemukiman," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh, Zakaria Ahmad.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Bahkan, enam hektare di antaranya lahan sawit milik masyarakat terletak di Gampong (desa) Padang Beurahan, Bakongan, Aceh Selatan, masih terbakar hingga kini," terang Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Kamis.
Ia menyebut, petugas pemadaman kebakaran dari instansi terkait termasuk TNI/Polri belum berhasil memadamkan api menemui kendala, seperti akses jalan menuju lokasi kebakaran tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.
Namun petugas telah melakukan penanganan berupa membatasi area lahan yang terbakar, supaya kebakaran tidak merembet ke lahan yang belum terbakar di kawasan semak belukar dan ditumbuhi oleh gambut dalam kondisi kering.
Pemilik lahan kelapa sawit yang terbakar ini bernama Wahab (54), beliau menetap di Gampong Darul Ikhsan, dan Juliadi (40), yang tinggal di Gampong Keude. Kedua gampong ini berada di Kecamatan Bakongan, Aceh Selatan.
"Petugas di lapangan, terpaksa harus berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer ke lokasi kebakaran demi mengupayakan pemadaman. Hingga siang ini, mereka masih melakukan upaya pemadaman," tegasnya.
Ia mengatakan, sedangkan dua hektare lagi sisanya, kebakaran terjadi di lahan kelapa sawit merupakan milik PT Perkebunan Nusantara terdapat di Kampung Lalang, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.
"Kalau kebakaran yang terjadi di Aceh Timur, kemarin sore sekitar pukul 16.20 WIB telah dipadamkan dengan menurunkan satu unit armada damkar (pemadaman kebakaran)," tegas Dadek.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta 23 kabupaten/kota di Aceh untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan menyusul masuknya musim kemarau di provinsi paling barat Indonesia ini.
"Kita (Aceh) telah berada di musim kemarau, sehingga bahaya kebakaran perlu diwaspadai oleh warga setempat. Terutama hutan, dan lahan maupun pemukiman," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh, Zakaria Ahmad.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019