Pemerhati dan juga pelaku pariwisata Sumatera Utara, Ir Sanggam Hutapea MM menilai, naiknya harga tiket pesawat menjadi ancaman bagi perkembangan dunia pariwisata di Indonesia. Untuk itu ia meminta, harga tiket harus turun atau dikembalikan keharga sebelumnya agar industri pariwisata domestik tidak terganggu.

Demikian dikatakan Sanggam Hutapea ketika diminta tanggapannya, Minggu (31/3) terkait naiknya harga tiket pesawat.

Ia mengatakan, tingginya harga tiket pesawat akhir-akhir ini berdampak sangat nyata pada industri pariwisata.

Jika harga tiket pesawat mahal terus berkelanjutan, dikhawatirkan  dampaknya bisa lebih jauh  pada usaha usaha industri pariwisata seperti hotel, restaurant  travel, rental kendaraan mobil, pusat oleh-oleh, kuliner, bahkan akan terimbas pada pemasuk bahan-bahan kebutuhan pokok ke hotel dan restaurant.

"Tidak tertutup juga berdampak pada langkah pemutusan hubungan kerja,” ujarnya.

Akibat tiket terlampau mahal itu lanjut Sanggam, tidak menutup kemungkinan masyarakat Indonesia akan lebih memilih berwisata ke luar negeri ketimbang berwisata ke dalam negeri.

Ia mencotohkan beberapa stafnya bisa berangkat ke Bangkok liburan bersama rombongan dengan biaya di bawah 5 juta rupiah. Mereka  berada di Bangkok tiga malam 4 hari.

"Bayangkan, kemarin saya ambil tiket Jakarta- Silangit harganya sudah Rp 1,7 juta rupiah sekali jalan, itu mahal, tukasnya sembari mengusulkan agar berkunjung ke destinasi wisata di Indonesia dipersepsikan murah.

Secara khusus untuk destinasi kawasan Danau Toba, calon anggota DPR RI priode 2019-2024 dari daerah pemilihan Sumatera Utara II ini menekankan perlunya sinergi dari berbagai sektor. Politisi Partai Nasdem ini pun mengusulkan diformulasikannnya paket-paket wisata Danau Toba  yang menarik  dan tidak  disebut mahal.

“Kita berharap Badan Otorita Danau Toba jangan terlampau mengejar wisatawan asing dan lupa menggarap pasar domestik yang ada di sekitar Danau Toba, seperti Sumatera Barat, Jawa dan daerah lain. Salahsatu upaya untuk menggarap pasar domestik di kawasan Danau Toba, Badan Otorita harus mempersiapkan kawasan Danau Toba menjadi liburan akhir pekan,” sarannya.

Menurut Sanggam, 1/3 penduduk Jakarta setiap akhir pekan tergerus ke Puncak dan Bandung untuk menghabisan akhir pekan mereka. Tentu kondisi ini menjadi peluang bagi Badan Otorita untuk dapat menarik wisatan lokal menghabiskan akhir pekannya ke Danau Toba.

Badan Otorita Danau Toba sudah harus mempersiapkan konsep itu sejak sekarang, karena sebentar lagi tol Tebing Tinggi-Parapat akan jadi. Jadi jangan terfokus untuk menggarap wisatawan asing, karena bagi wisatawan mancanegara Danau Toba masih objek wisata yang baru.

"Nah, sembari mempersiapkan hal itu, wisatawan domestik harus ditopang agar Danatu Toba berkembang,” tandasya seraya menambahkan sewaktu pariwisata Bali hancur karena peristiwa bom, maka wisatan domestik yang digarap sampai kondisi Bali normal kembali.

Sanggam yakin, para pengusaha hotel di Parapat akan mendukung travel yang memformulasikan paket wisata  Danau Toba. Tentu dengan  kebijakan pemberian  diskon besar.

“Hal itu pernah dilakukan 4 hotel besar di Parapat saat penerbangan perdana Singapura- Silangit. Saya pikir ini bisa kembali dilakukan sebagai upaya  menghidupkan kawasan wisata Danau Toba.

 

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019