Daya tarik wisata lompat batu di desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan kini semakin bagus dengan tata kelola keuangan yang lebih baik dengan hadirnya program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Raida.
Bupati Nias Selatan, Hilarius Duha kepada ANTARA, di Teluk Dalam, Sabtu (9/3) mengatakan geliat pembangunan ekonomi pedesaan yang digulirkan pemerintah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) mulai terlihat.
Salah satunya di desa cagar budaya nasional Desa Bawomataluo yang kini mengoptimalkan potensi wisatanya secara maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
"Saya mengapresiasi atas kesadaran masyarakat yang telah mencoba BUMDes ini yang sudah memberikan manfaat," katanya.
Badan usaha yang digulirkan sejak tanggal 9 Agustus 2018 ini diharapkan kedepan dapat terus berjalan lebih baik agar dapat mencari peluang-peluang yang lain untuk dikembangkan.
"Tentu harapan pemerintah daerah, dengan adanya BUMDes ini menjadikan tahapan awal, mudah-mudahan banyak manfaat walaupun masih ada kekurangan," tambahnya.
Pemerintah Nias Selatan menghimbau kepada masyarakatnya selain pengembangan daerah wisata juga mencari potensi lainnya seperti kerajinan tangan, pertanian, pangan dan industri lainnya agar menjadi sumber pendapatan.
Untuk BUMdes Raida di wisata Desa Bawomataluo dibuat bagi pengunjung wisatawan merental lompat batu sebesar Rp 150.000, baju adat dewasa Rp 35.000 dan baju adat anak-anak Rp 25.000.
Sementara itu pelaku pariwisata di Desa Bawomataluo, Ferry Luahambowo, mengatakan meskipun terbilang baru, badan usaha di desanya dalam tiga bulan terakhir, mulai menunjukkan performa pendapatan yang menggembirakan.
"Awalnya kesulitan dalam menggerakkan usaha dalam satu badan usaha di desa, maka diperlukan terobosan dalam meyakinkan masyarakat. Selama ini banyak (potensi) tidak tergali karena tidak ada wadah, jadi adanya bumdes sangat positif," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Bupati Nias Selatan, Hilarius Duha kepada ANTARA, di Teluk Dalam, Sabtu (9/3) mengatakan geliat pembangunan ekonomi pedesaan yang digulirkan pemerintah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) mulai terlihat.
Salah satunya di desa cagar budaya nasional Desa Bawomataluo yang kini mengoptimalkan potensi wisatanya secara maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
"Saya mengapresiasi atas kesadaran masyarakat yang telah mencoba BUMDes ini yang sudah memberikan manfaat," katanya.
Badan usaha yang digulirkan sejak tanggal 9 Agustus 2018 ini diharapkan kedepan dapat terus berjalan lebih baik agar dapat mencari peluang-peluang yang lain untuk dikembangkan.
"Tentu harapan pemerintah daerah, dengan adanya BUMDes ini menjadikan tahapan awal, mudah-mudahan banyak manfaat walaupun masih ada kekurangan," tambahnya.
Pemerintah Nias Selatan menghimbau kepada masyarakatnya selain pengembangan daerah wisata juga mencari potensi lainnya seperti kerajinan tangan, pertanian, pangan dan industri lainnya agar menjadi sumber pendapatan.
Untuk BUMdes Raida di wisata Desa Bawomataluo dibuat bagi pengunjung wisatawan merental lompat batu sebesar Rp 150.000, baju adat dewasa Rp 35.000 dan baju adat anak-anak Rp 25.000.
Sementara itu pelaku pariwisata di Desa Bawomataluo, Ferry Luahambowo, mengatakan meskipun terbilang baru, badan usaha di desanya dalam tiga bulan terakhir, mulai menunjukkan performa pendapatan yang menggembirakan.
"Awalnya kesulitan dalam menggerakkan usaha dalam satu badan usaha di desa, maka diperlukan terobosan dalam meyakinkan masyarakat. Selama ini banyak (potensi) tidak tergali karena tidak ada wadah, jadi adanya bumdes sangat positif," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019