Medan (Antaranews Sumut) - Manajemen perusahaan teknologi keuangan PT Pintar Indonesia Digital atau Asetku menilai Sumatera Utara berpotensi besar sebagai pendana dan peminjam di bisnis fintech peer to peer lending.
 
"Pendanaan dari Sumut khususnya Kota Medan berkontribusi sekitar 30 persen dari total dana yang dipinjamkan," ujar Direktur Asetku Andrisyah Tauladan di Medan, Sabtu
 
Dia mengatakan itu usai acara sosialisasi fintech peer to peer lending (P2P) untuk meningkatkan inklusi keuangan Indonesia.
 
Setelah di Kota Medan, sosialisasi akan dilakukan Asetku di 11 kota lainnya.

Untuk itu, kata Andri, tidak mengherankan kalau perusahaan fintech  termasuk Asetku terus mengincar pasar Sumut.
 
AsetKu sendiri, ujar dia,  sejak beroperasi di Januari 2018 menunjukkan kinerja yang baik.
 
Pada tahun 2018 jumlah pinjaman yang diberikan Asetku bersama Akulaku sebagai partner ekskulusif dari awalnya hanya Rp70 miliar naik menjadi sekitar Rp200 miliar per bulan dengan kredit bermasalah nol persen.

"Mengacu pada kinerja 2018 itu  serta melihat potensi yang masih besar, maka Asetku menargetkan pada 2019, bisa menyalurkan pinjaman sebesar Rp500 miliar per bulan," katanya.

Untuk meningkatkan pinjaman,  dia mengaku manajemen sudah menyiapkan beberapa strategi seperti mengincar pendana berbentuk lembaga atau institut setelah selama ini masih individu.

"Direncanakan tahun 2019 ini,  Asetku juga akan mengeluarkan Asetku Syariah dan lender institusi," katanya.

Chief Risk Officer Asetmu, Jimmi Ade Kharisma menyebutkan masyarakat masih harus terus diedukasi soal bisnis fintech P2P agar terlepas dari kerugian.
 
Salah satu yang penting dilakukan masyarakat sebelum memanfaatkan jasa fintech adalah dengan mengecek apakah perusahaan tersebut terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai ketentuan.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019