Medan (Antaranews Sumut) - Tanoto Foundation memberi pelatihan belajar aktif untuk dosen Universitas Islam Negeri Sumatera Utara dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mendukung kualitas mahasiswa calon guru.

" Pelatihan pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah diharapkan bisa menjadi acuan dosen di UINSU (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara) dan UMSU (Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara), " ujar Kordinator Nasional Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) Mitra, Ajar Budi Kuncoro di Medan, Sabtu.

Budi Kuncoro mengatakan, Tanoto Foundation memiliki program untuk mengintegrasikan antara LPTK dengan sekolah.
 
Menurut dia, dosen mempunyai dua tugas utama yakni mempersiapkan calon guru dan mendampingi para guru yang ada di sekolah. 

"Dengan pelatihan ini, dosen diharapkan bisa mengajarkannya kepada mahasiswa yang bakal memjadi calon guru," katanya.

Calon guru yang mendapat pelatihan tentunya bisa menerapkan lagi kepada mahasiswanya di kampus.

Budi yang didampingi Teacher Training Institut (TTI) Coordinator Provinsi Sumut, Sri Minda Murni, pelatihan pembelajaran aktif tersebut diikuti 76 dosen dan dilakukan selama 3 hari. 

Hari pertama diberikan teori,  kedua persiapan praktik dan hari ke tiga praktek mengajar di kampus langsung.
 
Dia menjelaskan, dengan proses pembelajaran aktif itu, bukan lagi dosen yang aktif, tetapi mahasiswa.

"Dosen memang seharusnya tidak menjadi satu-satunya sumber belajar, tapi mahasiswa yang harus  banyak berperan," katanya.

Wakil Rektor 1 UMSU,  Muhammad Arifin menyebutkan,  UMSU mengapresiasi Tanoto Foundation yang memberikan kepercayaan untuk bermitra dalam uapya peningkatan mutu pembelajaran pendidikan.
 
Pelatihan pembelajaran aktif  diharapkan bisa ditularkan kepada dosen lain yang belum mendapat kesempatan dilatih Tanoto Foundation.
 
"Pemikiran bahwa dosen adalah sumber utama pembelajaran itu memang harus diubah," katanya.

Mahasiswa, ujar dia, harus berperan aktif, apalagi di bidang pendidikan karena akan menjadi guru. 

Liaison Officer UINSU, Mardianto, mengatakan sebelum tahun 2000, perguruan tinggi terbaik adalah yang paling banyak perpustakaan. 

Sementara setelah tahun 2000, perguruan terbaik adalah yang dosennya banyak membawa masalah ke kampus dan bisa memecahkannya.

Dengan program yang dijalankan Tanono Foundation, membawa paradigma baru di UINSU.
 
"30 dosen yang dapat kesempatan belajar dari Tanoto diminta mengembangkan ke dosen lainnya," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019