Jakarta (Antaranews Sumut) - Rocky Gerung menyatakan dirinya siap dan terbuka untuk berdialog mengenai pemikirannya soal fiksi dan fiktif dengan para pelapor, kasusnya dalam sebuah "forum akal sehat".
"Dialognya pasti di meja redaksi TV atau di talkshow. Ya bikin lah wartawan bikin forum dialog akal sehat gitu, hehehe," kata akademisi sekaligus aktivis itu di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat.
Rocky Gerung datang ke Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya, Jumat ini, untuk dimintai klarifikasi atas pelaporan dengan tuduhan penistaan agama oleh Jack Boyd Lapian pada 16 April 2018 lalu karena pernyataannya yang menyebut "kitab suci adalah fiksi" di salah satu acara televisi swasta.
Dalam proses klarifikasi tersebut, Rocky diberondong 20 pertanyaan dalam proses yang berlangsung selama hampir lima jam dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 20.40 WIB.
Rocky dipanggil dengan status sebagai saksi terlapor atas laporan Jack yang tercatat dengan nomor LP/512/IV/2018/Bareskrim tertanggal 16 April 2018. Dalam laporannya Rocky disangkakan melanggar Pasal 156a KUHP tentang penodaan agama.
Selain laporan dari Jack, Rocky juga dilaporkan atas tuduhan yang sama oleh Permadi Aria alias Abu Janda pada 11 April 2018 ke Polda Metro Jaya. Laporan Abu Janda tertuang dengan nomor polisi TBL/2001/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus tertanggal 11 April 2018.
Ketika ditanyakan apakah dirinya merasa ada unsur politis dalam pemeriksaan hari ini yang berjarak hampir satu tahun sejak pelaporan, Rocky menyerahkan pada publik untuk menilainya.
"Publik rasanya apa? Saya ikuti aja perasaan publik itu politis atau tidak," kata Rocky.
Kendati demikian, Rocky mengaku tak mau melakukan pelaporan balik jika orang yang dia laporkan tidak mengerti mengenai konsep.
"Gue melaporkan balik itu orang penuh gitu, bukan orang-orangan. Kan kalau orang penuh akan paham konsep gitu, oke yaa, gue mau joging dulu nih udah," katanya.
Sebelumnya Rocky Gerung menyebut pelapor kasusnya soal pernyataan "kitab suci adalah fiksi" gagal paham dalam membedakan soal fiksi dan fiktif.
Menurut Rocky, fiksi adalah suatu energi untuk mengaktifkan imajinasi yang menurutnya penting dan positif.
"Beda dengan fiktif yang cenderung mengada-ngada itu intinya dan berulang kali saya terangkan bahkan dengan sangat jelas," kata Rocky.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Dialognya pasti di meja redaksi TV atau di talkshow. Ya bikin lah wartawan bikin forum dialog akal sehat gitu, hehehe," kata akademisi sekaligus aktivis itu di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat.
Rocky Gerung datang ke Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya, Jumat ini, untuk dimintai klarifikasi atas pelaporan dengan tuduhan penistaan agama oleh Jack Boyd Lapian pada 16 April 2018 lalu karena pernyataannya yang menyebut "kitab suci adalah fiksi" di salah satu acara televisi swasta.
Dalam proses klarifikasi tersebut, Rocky diberondong 20 pertanyaan dalam proses yang berlangsung selama hampir lima jam dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 20.40 WIB.
Rocky dipanggil dengan status sebagai saksi terlapor atas laporan Jack yang tercatat dengan nomor LP/512/IV/2018/Bareskrim tertanggal 16 April 2018. Dalam laporannya Rocky disangkakan melanggar Pasal 156a KUHP tentang penodaan agama.
Selain laporan dari Jack, Rocky juga dilaporkan atas tuduhan yang sama oleh Permadi Aria alias Abu Janda pada 11 April 2018 ke Polda Metro Jaya. Laporan Abu Janda tertuang dengan nomor polisi TBL/2001/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus tertanggal 11 April 2018.
Ketika ditanyakan apakah dirinya merasa ada unsur politis dalam pemeriksaan hari ini yang berjarak hampir satu tahun sejak pelaporan, Rocky menyerahkan pada publik untuk menilainya.
"Publik rasanya apa? Saya ikuti aja perasaan publik itu politis atau tidak," kata Rocky.
Kendati demikian, Rocky mengaku tak mau melakukan pelaporan balik jika orang yang dia laporkan tidak mengerti mengenai konsep.
"Gue melaporkan balik itu orang penuh gitu, bukan orang-orangan. Kan kalau orang penuh akan paham konsep gitu, oke yaa, gue mau joging dulu nih udah," katanya.
Sebelumnya Rocky Gerung menyebut pelapor kasusnya soal pernyataan "kitab suci adalah fiksi" gagal paham dalam membedakan soal fiksi dan fiktif.
Menurut Rocky, fiksi adalah suatu energi untuk mengaktifkan imajinasi yang menurutnya penting dan positif.
"Beda dengan fiktif yang cenderung mengada-ngada itu intinya dan berulang kali saya terangkan bahkan dengan sangat jelas," kata Rocky.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019