Medan (Antaranews Sumut) - Eksistensi lembaga keuangan pembiayaan di Sumatera Bagian Utara semakin kuat yang ditandai dengan meningkatnya terus pembiayaaan menjadi sebesar Rp42,2 triliun selama tahun 2018.
     
"Dari Rp42,2 triliun pembiayaan yang telah direalisasikan di Sumbagut selama 2018, terbesar diserap di Sumut atau sebesar Rp17,4  triliun," ujar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5, Sumbagut, Yusuf Ansori di Medan, Jumat.
    
Setelah Sumut, pembiayaan terbesar di Riau yang mencapai Rp13,2 triliun.
     
"Bisnis IKNB (industri keuangan non bank) seperti perusahaan pembiayaan/leasing juga berkontribusi mendukung mobilitas dan akselerasi pertumbuhan ekonomi di Regional 5 Sumbagut," katanya.
     
Kontribusi yang semakin besar dari perusahaan pembiayaan itu semakin menggembirakan OJK karena tingkat pembiayaan tidak sehat atau bermasalah piutang pembiayaan tersebut cenderung lebih rendah dari 2,6 persen.
    
Yusuf Ansori mengakui, dari sisi pertumbuhan kredit dan pembiayaan, pada 2018, Sumut berada di bawah Aceh.
     
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan di Aceh pada 2018, sebesar 8,23 persen atau di atas Sumut yang bertumbuh 7,09 persen.
     
"OJK KR 5 semakin bersyukur karena  persentase kredit dan pembiayaan tidak sehat perbankan di seluruh provinsi se-regional 5 Sumbagut masih lebih rendah dari angka 2,68 persen," ujar Yusuf Ansori.
    
Apalagi secara perbankan total aset di Regional Sumbagut masih tumbuh 3,35 persen.
     
"Total aset yang bertumbuh itu didukung oleh optimisme kinerja dua aktivitas bisnis utama yaitu penyaluran kredit  yang tumbuh 7,7 persen dan penghimpunan dana 2,75 persen," ujar Yusuf.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019